Bisnis.com, JAKARTA — Secara umum hampir tidak ada partai politik yang memiliki basis pendukung untuk memilih sejalan dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang mereka usung.
Peneliti Indikator Rizka Halida mengatakan bahwa pemilih yang mereka sebut split ticket voting ini hanya PKPI yang setia dengan arahan partai. “Partai koalisi Jokowi-Ma'ruf tetap memilih calon yang diusung sebesar 75,9% dan koalisi Prabowo-Sandi 71,8%. Sementara split ticket voting dari Jokowi-Ma'ruf 24,1% dan Prabowo-Sandi 28,2%,” katanya di Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Rizka menjelaskan bahwa pada partai koalisi peserta pemilihan presiden nomor urut 01, PDIP menjadi paling solid karena mendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 90,1%. PPP dan Hanura sangat banyak terbelah yaitu 53,7% berbanding 43,2% dan Hanura yakni 59,1%:39,6%.
PSI (91,9%:8,1%) dan PKPI (100%:0%) sangat solid mendukung calon yang diusung meski basis suaranya masih rendah.
Sementara itu partai pendukung Prabowo-Sandi tidak ada pemilih setia. Gerindra yang ketua umumnya menjadi capres memiliki suara solid 81,5% dengan 14,1% menjadi split ticket.
“Sementara itu Demokrat dan Berkarya paling banyak terbelah mendukung petahana sekitar 40%-42%,” jelas Rizka.
Rizka menerangkan bahwa split ticket dapat mengidentifikasi setidaknya dua hal, yaitu keberhasilan partai dalam menjaga loyalitas pemilih dan kekuatan personal peserta pilpres untuk menarik sebanyak mungkin pemilih, bahkan dari basis partai yang tidak mengusungnya.
Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember lalu yang menggunakan populasi secara acak sebanyak 1.220 responden dengan tingkat kesalahan -2,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel