Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan PDI Perjuangan didirikan bukan sebagai alat kekuasaan, tapi sebagai alat perjuangan.
"PDI Perjuangan, sejak lahir pada fusi tahun 1973, tidak mau menempuh jalan pintas meskipun saat itu belum memenangkan pemilu. PDI Perjuangan juga tidak mau asal menempatkan caleg," kata Megawati Soekarnoputri, saat menyampaikan pidato HUT ke-46 PDI Perjuangan, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Hadir para tamu undangan pada acara HUT ke-46 PDI Perjuangan, antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Cawapres KH Ma'ruf Amin, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Hamzah Haz, Ketua MR RI serta sejumlah menteri kabinet.
Menurut Megawati, PDI Perjuangan terus berjuang untuk dapat memenangkan pemilu dengan cara yang demokratis dan terhormat. "PDI Perjuangan tidak mau asal menang pemilu dengan menghalalkan segala cara," katanya lagi.
Presiden kelima RI itu menegaskan, PDI Perjuangan juga tidak ingin asal menempatkan caleg. "PDI Perjuangan tidak ingin diisi oleh kader karbitan," katanya lagi.
Menurut Megawati, ada saja di PDI Perjuangan orang yang sebagai kader, tapi kalau tidak direkomendasi keinginan kekuasaannya terus pindah ke partai politik lain.
"PDI Perjuangan tidak pernah berkecil hati, menghadapi politisi pragmatis seperti itu," katanya pula.
Megawati melihat perilaku politisi seperti itu adalah bagian dari seleksi alami ideologis di dalam partai. "Dari seleksi alami itu akan terlihat mana kader yang loyal dan tidak. Kepada kader yang loyal, PDI Perjuangan memberikan amanahnya," kata Megawati lagi.
Pada kesempatan itu, Megawati juga membakar semangat para kader untuk tetap loyal dan terus berjuang membangun Indonesia Raya.
Puncak acara HUT ke-46 PDI Perjuangan dihadiri sekitar 13.200 pengurus dan kader partai mulai dari DPP, DPD, DPC hingga PAC PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia.