Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Likuefaksi Gempa Palu Kekurangan Air Bersih

Para korban gempa dan likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, di lokasi pengungsian memerlukan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga menunggu pembeli di antara reruntuhan bangunan akibat gempa di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018)./Antara-Abriawan Abhe
Warga menunggu pembeli di antara reruntuhan bangunan akibat gempa di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018)./Antara-Abriawan Abhe

Bisnis.com, PALU – Para korban gempa dan likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, di lokasi pengungsian memerlukan air untuk kebutuhan sehari-hari.

"Tolong gerakkan komando bapak untuk pemenuhan air bersih, walau hanya untuk sepekan ke depan," ucap anggota DPRD Sulteng Yahdi Basma yang juga korban likuefaksi Petobo, di Palu, Jumat (4/1/2019).

Yahdi Basma yang juga Ketua Pansus Pengawasan Penyelenggaraan Penanganan Bencana di DPRD Sulteng itu menyebutkan sepekan ke depan terhitung mulai tanggal 5 sampai dengan tanggal 10 keluarga korban gempa dan likuifaksi Petobo di pengungsian akan menggelar tahlilan 100 hari.

Tahlilan itu dilaksanakan untuk mengirimkan doa kepada Allah SWT atas meninggalnya korban korban saat gempa dan likuifaksi menghantam Petobo pada 28 September 2018.

Yahdi Basma memohon kepada Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Wali Kota Palu Hidayat untuk menyediakan air di lokasi pengungsian bagi korban gempa dan likuefaksi di Petobo.

"Besok, tanggal 5, 6, 7, 8, 9, 10 Januari 2019 adalah tanggal pemakaian air bersih yang padat-merayap oleh korban di hampir semua shelter pengungsian, karena semua korban menggelar tahlil 100 hari keluarga masing-masing korban,” sebut Yahdi.

Sebanyak 1.642 kepala keluarga atau sekitar 3.800 jiwa korban terdampak gempa dan likuefaksi Kelurahan Petobo yang saat ini berada di lokasi pengungsian di jalan jepang atau sebelah timur dari area likuifaksi.

Yahdi mengajak kepada semua pihak untuk memberikan dukungan kepada KPK agar segera menuntaskan dugaan kasus korupsi pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk korban bencana Palu, Sigi, dan Donggala.

"Susah air untuk mandi, minum, dan sebagainya. Apalagi suda jarang bantuan air yang biasa dibawa oleh mobil tangki," ujar RT 1/RW 5 Kelurahan Petobo Abd Naim.

Kesulitan air bukan baru terjadi atau baru dialami warga, melainkan telah lama dialami oleh warga korban gempa dan tsunami kurang lebih 3 bulan hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper