Bisnis.com, JAKARTA -- Bupati Nduga Yarius Gwijangge menyampaikan permintaan maafnya kepada semua pihak terkait kekerasan yang terjadi di wilayahnya pada awal bulan lalu, terutama kepada keluarga korban dari PT Istaka Karya (Persero).
Pada awal Desember 2018, sebanyak 28 pekerja jalan Trans Papua dari BUMN tersebut menjadi korban kekerasan kelompok kriminal bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya. Sebanyak 17 pekerja ditemukan tewas, 4 masih dicari oleh tim gabungan TNI Polri, sedangkan yang lainnya sudah berkumpul kembali bersama keluarganya masing-masing.
"Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para keluarga dan anak-anaknya yang menjadi korban kekerasan di Nduga. Tahun 2018 adalah tahun sial dan mengerikan bagi kita, seharusnya tidak terjadi tapi terjadi," papar Yarius di Jayapura, Papua, Selasa (1/1/2019).
Seperti dilansir Antara, Rabu (2/1), Yarius meminta maaf didampingi oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf. M. Aidi di Bukit Polimak. Dia juga berharap tak ada lagi aksi kekerasan yang terjadi pada tahun ini.
Bupati Nduga dua periode itu mengajak masyarakat di Kabupaten Nduga untuk sama-sama membangun daerah.
"Mereka yang sudah melakukan pembunuhan terhadap anak-anak Tuhan yang tidak berdosa itu, terkutuklah mereka. Ini cara yang sangat biadab, yang sangat tidak manusiawi, ini cara yang tidak bagus yang mereka [kelompok kriminal bersenjata] lakukan, saya sampaikan permohonan maaf, mereka sudah salah," tutur Yarius.
Aksi kekerasan itu disebut menimbulkan trauma kepada masyarakat Nduga. Dia melanjutkan TNI dan Polri diharapkan dapat bertugas secara profesional melindungi rakyat.
Selain korban sipil, aksi kekerasan tersebut menewaskan 1 personel TNI dan Polri serta melukai 4 lainnya.