Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah anak yang putus sekolah di jenjang pendidikan dasar berkurang drastis. Dari jumlah anak putus sekolah pendidikan dasar sebanyak 60.066 pada 2015/2016 berhasil dipangkas menjadi 32.127 pada 2017/2018.
Demikian catatan dari Kilas Balik Kinerja Tahun 2018 dan Program Kerja Tahun 2019 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hal itu terungkap pada acara jumpa media di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/12/2018).
Selain itu, dalam empat tahun terakhir Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan IPM dari 68,9 pada 2014, menjadi 70,81 pada 2017.
Tercatat juga bahwa harapan lama sekolah di semua jenjang semakin meningkat, dan kesenjangan dalam penyediaan akses pada layanan pendidikan antar-wilayah juga semakin menurun.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) meningkat dari 7,73 pada (2014) menjadi 8,10 pada (2017). Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) juga meningkat dari 12,39 pada (2014) menjadi 12,85 pada (2017).
“Untuk Program Indonesia Pintar (PIP) di tahun 2018, dari target 17,9 juta siswa dapat disalurkan menjadi 18,7 juta siswa,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad.
Hamid menjelaskan bahwa penambahan jumlah siswa penerima PIP terjadi karena jumlah siswa yang mendapatkan bantuan satu semester lebih banyak daripada yang mendapatkan bantuan selama dua semester.
"Siswa tersebut merupakan siswa yang segera lulus dan siswa yang baru saja masuk ke tingkat lebih tinggi, baik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK)," lanjutnya.
Hal itu menandakan adanya tren peningkatan jumlah siswa sekolah. Sampai saat ini, Hamid mengklaim bahwa ada sebanyak 69% dari siswa penerima KIP sudah menerima bantuan dan mencairkannya.
“Sisanya tinggal menunggu waktu, itu bisa diambil sampai akhir tahun depan. Dana ini langsung masuk ke rekening masing-masing, dan siswa mendapatkan buku tabungan dan ATM untuk mengambil,” kata Hamid.
Selain itu, Angka Partisipasi Murni (APM) tahun 2018 berdasarkan sinkronisasi data Kemendikbud dan Kementerian Agama untuk Sekolah Dasar/sederajat mencapai 93.02.
Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama/sederajat mencapai 76.99. Sedangkan untuk jenjang sekolah menengah mencapai 63.7.
Sepanjang 2018, pemerintah telah membangun 118 unit sekolah baru (USB), 4.359 ruang kelas baru (RKB), merehabilitasi 24.160 ruang kelas/belajar, dan membangun 3.850 perpustakaan sekolah.
Selain itu sebagai bentuk keberpihakan pemerintah untuk wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), pada 2018 program afirmasi untuk memajukan pendidikan di Papua dan Papua Barat juga terus dilakukan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp38,9 miliar untuk penyediaan 14 sekolah baru dan ruang-ruang belajar di wilayah Papua dan Papua Barat.
Selain itu, sejak 2016 pemerintah telah melaksanakan program gizi anak sekolah (progas) di 63 kabupaten yang diharapkan menjadi percontohan praktik baik.
"Sekarang yang harus didorong, bagaimana pemerintah dan masyarakat Papua bangkit untuk memperbaiki dunia pendidikannya. Kemendikbud kan hanya bisa membantu sebagian saja, maka itu perlu kita lakukan bersama-sama. Saya kira Sorong dan Jayapura bisa menjadi contoh," tutur Hamid.
Kemudian, melalui program Satu Desa Satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pada 2018, sebanyak 80.476 PAUD telah tercatat di Dapodik.
Total DAK untuk PAUD sebesar Rp4,07 triliun juga telah disalurkan kepada 6,7 juta anak (Rp600 ribu/anak). Sebanyak 87 pemerintah daerah telah menyatakan komitmen kesiapannya untuk menyelenggarakan pendidikan prasekolah satu tahun.
Dalam dua tahun pelaksanaannya, sebanyak 2.700 sekolah yang direvitalisasi oleh Kemendikbud dan Dinas Pendidikan di daerah berhasil menjalin kerja sama dengan industri. Pemerintah juga telah berhasil menyelenggarakan 560 techno park di berbagai SMK.
Penguatan terhadap SMK dengan program keahlian sesuai prioritas nasional juga terus dilakukan. Sebanyak 239 SMK Kemaritiman, 279 SMK Pertanian, dan 136 SMK Pariwisata telah mendapatkan dukungan program Revitalisasi SMK.
Sebanyak 6.077 guru SMK telah mendapatkan peningkatan kompetensi melalui sertifikasi guru dengan keahlian ganda agar menjadi guru produktif.
“Presiden menghendaki keterpaduan, koordinasi, dan kerja sama antar kementerian dan lembaga,” ungkap Mendikbud mengenai strategi Revitalisasi SMK pada 2019.