Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah China mengumumkan perubahan tarif untuk beberapa produk impor dan ekspornya, yang akan diberlakukan mulai tahun depan.
Tarif impor untuk komoditas pangan alternatif, termasuk rapeseed meal, cotton meal, sunflower meal, dan palm meal, serta beberapa produk farmasi akan dihapus.
Namun, akan ada lebih dari 700 produk yang dikenakan tarif untuk sementara. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) China juga bakal memberlakukan tarif impor yang relatif rendah untuk mesin pesawat.
Reuters melansir Minggu (24/12/2018), tarif pajak sementara untuk ampas olahan mangan (manganese slag) dan baterai lithium-ion untuk kendaraan berbahan bakar Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pun akan dihapus. Sebagai gantinya, akan diterapkan pajak yang lebih ramah.
Di sisi komoditas ekspor, Pemerintah China tidak akan menerapkan tarif untuk 94 produk termasuk pupuk, bijih besi, ampas olahan metal, tar batu bara, dan pulp kayu. Adapun pajak untuk 298 produk teknologi informasi akan dipangkas kembali.
Namun, Kemenkeu China tidak memberikan penjelasan detail mengenai kebijakan ini.
China dan AS tengah terlibat sengketa dagang sejak awal tahun ini. Di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global, situasi ini membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda diproyeksi melambat.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 6,2% pada 2019, lebih rendah dari proyeksi tahun ini yang sebesar 6,5%.
Sebelumnya, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini menjadi 6,2% dari sebelumnya 6,4% untuk 2019.
China Terapkan Perubahan Tarif Impor dan Ekspor Mulai 2019
Pemerintah China mengumumkan perubahan tarif untuk beberapa produk impor dan ekspornya, yang akan diberlakukan mulai tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu