Februari, Israel Serang Suriah
Di belahan dunia lain, negara yang dibela Trump, Israel melakukan serangan udara terhadap Suriah.
Menurut Kepala Angkatan Darat Israel, Tomer Bar, serangan udara ini merupakan yang terpenting terhadap Suriah sejak Perang Lebanon 1982.
Militer Israel mengklaim serangan udara ini hanyalah balasan atas tindakan Suriah yang menyerang pesawat F-16 mereka beberapa hari sebelumnya.
Namun aksi Israel kemudian dianggap kebablasan karena berlanjut dengan perencanaan serangan kedua.
Serangan udara Israel ditujukan kepada pasukan Iran di Suriah, Sabtu (10/2/2018) sesudah pesawat F-16 milik negara Yahudi itu jatuh.
Pengaruh Iran, yang membesar, dalam perang saudara di Suriah membuat Israel semakin waspada, mengingat Tehran adalah musuh besar Tel Aviv.
Baik Israel maupun Suriah menyatakan tidak akan bentrok langsung. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini langsung terbang ke kantor pusat militer Israel di Tel Aviv untuk melakukan konsultasi, sementara persekutuan pendukung Bashar berjanji membalas semua "teror" oleh Israel.
Rangkaian peristiwa ini dimulai pada Sabtu pukul 4.30 pagi waktu setempat, saat helikopter Apache milik Israel menembak jatuh sebuah pesawat nirawak Iran di kota Beit Shean.
Pesawat nirawak itu diduga terbang dari sebuah pangkalan udara di Suriah dan berhasil dicegat setelah melewati perbatasan Israel, kata juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Sejumlah pesawat tempur Israel kemudian menyerang sebuah pangkalan militer Iran di Suriah.
Salah satu dari pesawat tempur tersebut, F-16 bikinan Amerika Serikat, jatuh saat kembali dari misinya di kawasan timur Haifa, Israel.
Kedua pilot pesawat berhasil menyelamatkan diri dan mengalami luka berat. Menurut keterangan Israel, F-16 yang jatuh terkena tembakan dari Suriah.
Iran sendiri membantah keterangan dari Israel itu dan menyebutnya sebagai "konyol".
Persekutuan militer pendukung Bashar juga membantah mengirim pesawat nirawak ke wilayah Israel.
Menurut keterangan mantan kepala angkatan udara Israel, David Ivry, itu adalah pertama kali pesawat tempur F-16 milik Israel ditembak jatuh sejak 1980an.
Israel sejak lama menjadi penguasa udara di kawasan Timur Tengah. Mereka berulangkali melancarkan serangan udara di Suriah dengan sasaran kelompok petempur Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran.
Iran bersama Hizbullah sudah mengirim banyak tentara ke Suriah untuk mendukung Bashar.
Pejabat persekutuan pasukan pendukung Bashar mengatakan bahwa "pesan" telah sampai ke Israel dengan jatuhnya F-16. Namun, dia menambahkan bahwa "persoalan itu tidak akan berkembang menjadi perang kawasan".
Juru bicara militer Israel juga menyampaikan hal yang sama, bahwa pihaknya tidak ingin memicu eskalasi kawasan, dan menyebut aksi serangan ini sebagai upaya pertahanan yang dimulai oleh agresi Iran.
Sementara itu, di Washington, pemerintahan Presiden Donald Trump mengaku mendukung aksi keras Israel terhadap Iran dan menyatakan bahwa pihaknya ingin membatasi pengaruh Tehran di Suriah.