Kabar24.com, JAKARTA — Besarnya kelompok pemilih dari kelompok generasi muda dan generasi milenial pada Pemilu 2019 harus menyadarkan partai politik dan organisasi kepemudaan untuk memberikan pendidikan politik yang benar dan bukan hanya sebagai ‘dagangan’.
Ketua Umum DPP Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Adam Irham mengatakan bahwa generasi muda mestinya diajak bersama para stakeholder terkait untuk memikirkan dan berinovasi lebih maksimal serta diberikan kebebasan berkreasi mengembangkan potensi dirinya masing-masing sesuai bidang yang diminatinya.
“Pemuda jangan hanya dijadikan dagangan politik semata, tetapi lebih jauh semangatnya menuju Indonesia maju, adil dan makmur,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (19/12/2018).
Adam menyoroti peran Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang menjadi wadah organisasi kemasyarakatan pemuda.
Menurutnya, peran KNPI harus dioptimalkan untuk menjawab segala problematika kepemudaan dewasa ini, terlebih lagi di era digital dan besarnya generasi milenial yang adaptif dengan teknologi informasi.
Dia ingin KNPI berperan aktif menjadi garda terdepan menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki anak muda di era serba berbasis teknologi digital.
“Kenyataannya sekarang, kita tidak dapat menutup mata sebelah bahwa dalam internal KNPI masih terjadi silang pendapat yang sampai hari ini belum dapat terselesaikan,” jelasnya.
Dia menyebut KNPI merupakan aset bangsa yang besar dan harus terus menerus melakukan pembenahan dan perbaikan. Tumbuhnya industri 4.0 yang banyak didominasi oleh anak-anak muda harus disadari oleh KNPI untuk bisa beradaptasi dengan cepat.
“KNPI sebagai wadah organisasi kepemudaan untuk berbenah menyesuaikan dengan kondisi zaman. Jangan diskursus kita masih Industri 0.4, padahal sekarang era Industri 4.0. Debatnya masih seputar konflik-konflik yang pernah berakhir,” kata Adam.
Indonesia, lanjutnya akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030. Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15 tahun-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Bonus demografi itu tecermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dan yang produktif. Pada 2030 angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah, yaitu 44%.
”Ini harus kita seriusi bersama sehingga bisa menjadi bonus bukan malah bencana.”