Bisnis.com, JAKARTA - Ketidakhadiran calon wakil presiden Ma'ruf Amin dalam sejumlah kegiatan kampanye sejak 29 November lalu dikhawatirkan dapat merugikan calon presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019 akibat mandeknya mesin pemenangan.
Demikian dikemukakan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno kepada wartawan, Selasa (11/12/2018).
Adi berpendapat absennya Ma’ruf akan turut memengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma’ruf yang cenderung stagnan.
“(Stagnansi elektabilitas) bisa saja terjadi apabila Ma'ruf tidak kunjung pulih dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dikatakan, bahwa kehadiran capres-cawapres di tengah-tengah masyarakat menjadi simbol pemimpin yang dekat dengan rakyat. Kalau itu tidak dilakukan, ada potensi masyarakat kecewa bahkan kehilangan simpati terhadap kandidat itu, ujarnya.
Ma'ruf sendiri baru akan kembali kampanye di daerah pada Januari 2019. Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir sebelumnya mengatakan bahwa kembalinya Ma'ruf akan membawa banyak kejutan. Kendati demikian, Erick menolak membocorkannya.
"Nanti bulan Januari kampanyenya dan Insya Allah banyak kejutan-kejutan," kata Erick saat berkunjung ke rumah Ma'ruf di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta.
Baca Juga
Dalam kondisi demikian, Adi mengatakan kubu Prabowo-Sandi masih punya waktu untuk mengambil keuntungan dari absennya Ma'ruf di lapangan. Caranya adalah dengan lebih sering berkunjung ke pesantren-pesantren seperti yang biasa dilakukan Ma'ruf.
"Mestinya kalau kubu Prabowo-Sandiaga jeli melihat ini, ini adalah pintu masuk biar kubu Prabowo-Sandiaga melesat kencang untuk mengambil elektabilitas yang masih stagnan," ujarnya.