Bisnis.com, JAKARTA -- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan mengedepankan posisi strategis Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam kebijakan luar negeri jika kembali terpilih dalam Pilpres 2019.
"Melalui politik luar negeri bebas aktif, Indonesia akan memperkuat kepemimpinan di forum internasional melalui keterlibatan dalam Asean dan Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan mengedepankan diplomasi perdamaian untuk memperkokoh kepentingan nasional," kata anggota DPR Komisi I dan Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Meutya Hafid di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Menjelang keanggotaan tidak tetap Indonesia di DK PBB yang dimulai pada 2019, dia menyebut Indonesia akan terus mengedepankan perdamaian.
Sejauh ini, Indonesia telah menunjukkan partisipasi untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas, di antaranya usulan formula 4+1 untuk penyelesaian konflik di Rakhine, Myanmar serta senantiasa mendukung solusi dua negara bagi Palestina dan Israel.
Meutya juga menekankan bahwa Indonesia tidak akan banyak melakukan perubahan sikap terkait isu Palestina dan Israel jika Jokowi-Ma'ruf Amin kembali terpilih.
"Untuk diplomasi Palestina, Indonesia akan terus memperjuangkan demi kemanusiaan dan keadilan. Posisi Indonesia terhadap negara Timur Tengah dengan penduduk Muslim tidak akan mengalami perubahan yang banyak dan akan kita tingkatkan lagi," tuturnya.