Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Acuhkan Sanksi Ekonomi AS

Pemerintah Iran akan tetap menjual minyaknya dan tidak mengacuhkan sanksi yang dijatuhkan oleh AS.
Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara dalam sebuah konferensi pers dalam rangkaian Sidang Umum PBB ke-73 di markas besar PBB, New York, AS, Rabu (26/9)./Reuters-Brendan Mcdermid
Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara dalam sebuah konferensi pers dalam rangkaian Sidang Umum PBB ke-73 di markas besar PBB, New York, AS, Rabu (26/9)./Reuters-Brendan Mcdermid

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Iran akan tetap menjual minyaknya dan tidak mengacuhkan sanksi yang dijatuhkan oleh AS.

“AS ingin memangkas penjualan minyak Iran hingga nol. Tapi, kami akan tetap melanjutkan penjualan minyak kami.. untuk mematahkan sanksi,” ujar Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sebuah pertemuan dengan para ekonom seperti dilansir Reuters, Senin (5/11/2018).

Sanksi ekonomi baru dari AS ini merupakan bagian dari upaya Presiden AS Donald Trump untuk memaksa Iran menghentikan program nuklirnya serta mencabut dukungannya terhadap kelompok militant di Yaman, Suriah, Lebanon, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Rouhani menyebut AS sebagai musuh Iran. Negeri Paman Sam disebut menjadikan warga Iran sebagai target utama.

“Ini adalah perang ekonomi melawan Iran, tapi.. AS mestinya belajar bahwa mereka tidak bisa menggunakan bahasa pemaksaan melawan Iran.. Kita akan bersiap untuk menahan segala tekanan,” tambahnya.

Selain menyasar penjualan minyak Iran, AS juga menjatuhkan sanksi di sektor perbankan dan melarang adanya transaksi dengan bank-bank Iran.

Namun, AS memberikan pengecualian sementara kepada delapan importir minyak untuk tetap membeli minyak dari Iran. Kendati tidak disebutkan siapa saja delapan importir ini, tapi China, India, Korea Selatan, Jepang, dan Turki diperkirakan termasuk di dalamnya.

Pada Mei 2018, Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir damai dengan Iran dan sejumlah negara adidaya lainnya. Perjanjian itu sebenarnya telah disepakati pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper