Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Konflik Sosial di Tahun Politik, Mensos Gelorakan Semangat Kebangsaan

Indonesia memasuki tahun politik 2018-2019. Berbagai isu yang muncul dan kerap bertolak belakang dengan nilai-nilai kebangsaan dapat memicu terjadinya disharmonisasi dan konflik sosial di masyarakat.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dengan pimpinan KPK di Jakarta, Jumat (7/9/2018)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dengan pimpinan KPK di Jakarta, Jumat (7/9/2018)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia memasuki tahun politik 2018-2019. Berbagai isu yang muncul dan kerap bertolak belakang dengan nilai-nilai kebangsaan dapat memicu terjadinya disharmonisasi dan konflik sosial di masyarakat.

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengimbau seluruh masyarakat agar dapat terus menggelorakan semangat kebangsaan agar tidak terpecah belah karena perbedaan etnis, agama, politik atau perbedaan sosial budaya lainnya.

"Semangat kebangsaan yang dilandasi hubungan masyarakat yang harmonis, merupakan modal sosial untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya saat memberi arahan dalam acara Harmoni Kebangsaan di Luwu Utara, dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (31/10/2018).

Menurutnya tidak ada manfaat yang didapatkan dari pertikaian. Justru hanya membuang waktu, menyia-nyiakan potensi dalam diri, mengarahkan diri pada kehancuran dan hanya akan membawa kerugian bagi diri sendiri.

Waspadai Konflik Sosial di Tahun Politik, Mensos Gelorakan Semangat Kebangsaan

Mensos juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan memperkuat harmoni kebangsaan melalui aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal yang masih terpelihara pada masyarakat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan Harmoni Kebangsaan merupakan kegiatan pertama kali yang diselenggarakan dengan mengemas empat kegiatan utama yaitu: Penguatan Kearifan Lokal, Jembatan Persahabatan, Harmoni Muda – Mudi dan Kemah Perdamaian.

Keempat program ini diikuti 826 peserta. Terdiri dari unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pelajar, berbagai unsur masyarakat di Kecamatan Masamba, Bone Bone, Tana Lili, Tenaga Pelopor Perdamaian, mahasiswa, akademisi, tim Layanan Dukungan Psikososial, dll.

Seluruh peserta mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Barisan peserta di lapangan desa itu tampak penuh warna. Ada yang berkain songket, berkebaya batik, ada juga yang mengenakan beraneka ragam hiasan kepala dan asesoris khas daerah Jawa, Sunda, Kalimantan, Sulawesi, dsb.

Dalam acara ini juga diberikan Piagam Penghargaan dari Menteri Sosial kepada Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati Luwu Utara, Bupati Luwu Timur, Bupati Luwu, Wali Kota Palopo sebagai Pembina Wilayah Pelopor Perdamaian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper