Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pihaknya akan menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Rusia yang berusia 30 tahun.
Perjanjian yang dimaksud, Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty, berisi aturan penghapusan senjata nuklir tertentu.
Perjanjian tersebut dirundingkan oleh Presiden Rusia Mikhail Gorbachev dan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan pada tahun 1987. Kedua negara sepakat menghapus segala jenis senjata nuklir maupun non-nuklir jarak pendek dan jarak menengah, kecuali rudal laut, demikian dilansir BBC.
Trump menyebut Rusia telah melanggar aturan tersebut selama bertahun-tahun. Ia juga menyatakan AS tidak akan membiarkan Rusia bebas mengembangkan senjata sementara AS tidak diperkenankan melakukan hal yang sama.
"Saya tidak mengerti mengapa Presiden Obama tidak menegosiasikan hal ini atau menarik diri [dari perjanjian]," kata Trump usai reli kampanye di Nevada, Sabtu (19/10/2018) waktu setempat.
Presiden Obama pada tahun 2014 pernah menunding Rusia melanggar Perjanjian INF usai negara itu disinyalir melakukan uji coba peluncurkan rudal jelajah darat. Ia memilih tidak keluar dari perjanjian atas tekanan pemimpin-pemimpin Eropa yang menganggap aksi tersebut dapat memicu perlombaan senjata.
Pemerintah Rusia sejauh ini telah memberikan respon atas pernyataan Trump tersebut. Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov berkata langkah Amerika untuk mundur dari perjanjian berbahaya dan dapat mamancing kecaman serius dunia internasional.
"Perjanjian ini sangat penting demi menjamin keamanan internasional, termasuk keamanan dalam lingkup persenjataan nuklir," kata Ryabkov kepada kantor berita Tass.
Terkait tudingan pelanggaran perjanjian, Rusia tidak banyak membicarakan pengembangan misil mereka, selain menyangkalnya. Sejumlah analis menyebut pengembangan senjata yang dilakukan Rusia adalah alternatif terhadap pasukan bersenjata konvensial.