Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong generasi tua menyediakan ruang demi terwujudnya peran aktif pemuda di kawasan Asia Tenggara.
“Kita generasi tua [yang memangku jabatan] harus membuat kebijakan dan platform yang menampung suara generasi muda, [kita] ciptakan ruang untuk perdamaian dan toleransi serta, ” kata Retno saat memberi pidato pembuka dalam acara ASEAN-IPR Regional Youth Conference on Peace and Tolerance, di Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Di hadapan Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia An Kwang Il, Perwakilan Tetap Korea Selatan untuk Asean Kim Young-chae, dan ratusan peserta konferensi dari negara-negara Asean, Retno menyebut kawasan Asia Tenggara memiliki potensi besar dengan jumlah penduduk muda yang mencapai 200 juta orang.
“Yang harus kita lakukan untuk memberdayakan mereka adalah dengan menjadikan mereka mesin pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan mendorong generasi muda jauh dari intoleransi dan ekstremisme,” lanjut Retno.
Dalam pidatonya, Retno juga menekankan generasi muda harus menjadi bagian dari pembentukan masyarakat yang terbuka dan penuh toleransi.
Pemberdayaan pemuda, sambung Retno, tidak akan terwujud jika generasi muda yang menentukan masa depan tidak memegang niai-nilai tersebut.
Dua perwakilan negara di Semenanjung Korea juga turut menyampaikan pandangan mereka terkait proses perdamaian dan kerukunan di kawasan Asia.
Dalam pidatonya, Perwakilan Tetap Korea Selatan untuk Asean Kim Young-chae menyebut rekonsiliasi damai adalah isu yang penting untuk Asia Tenggara dan Asia Timur.
“Kami mengapresiasi Indonesia atas dukungan demi tercapainya perdamaian antara Selatan dan Utara,” kata Kim.