Bisnis.com, JAKARTA - Polisi berencana memanggil aktivis Ratna Sarumpaet terkait dugaan penganiayaan terhadap dirinya yang menjadi viral. Pemanggilan itu dilakukan setelah Ratna selesai menjalani perawatan di rumah sakit.
"Nanti kami akan komunikasi jika Bu Ratna sudah sehat dan sudah baik, kapan bisa dipanggil, keterangan itu penting buat kami," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta, Rabu (3/10/2018).
Menurut Nico, keterangan Ratna juga diperlukan untuk meluruskan kebenaran informasi yang beredar.
Sebelumnya, di dunia maya beredar foto wajah Ratna yang babak belur. Dalam keterangan foto disebut perempuan itu telah dianiaya sekelompok orang tak dikenal. Insiden itu terjadi pada 21 September 2018 di Bandung. Pengacara Ratna, Samuel Lengkey, membenarkan kabar itu.
Kabar penganiayaan itu sampai kepada polisi. Dari hasil penyelidikan, polisi tidak menemukan bukti adanya penganiayaan.
Dengan kesimpulan itu, muncul dugaan kabar penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet adalah bohong. Saat ini ada empat laporan dari masyarakat yang meminta polisi mengusut berita bohong itu.
Atas kebohongan itu, calon presiden Prabowo Subianto meminta maaf karena telah menyuarakan dan mengamini pernyataan bohong Ratna Sarumpaet terkait penganiayaan dirinya.
“Jika saya agak grasak-grusuk, namanya baru belajar. Tim saya ini baru berapa bulan. Tetapi tidak ada alasan, ya, kalau salah tetap salah,” ujar Prabowo di kediamannya, Rabu (3/10/2018) malam.
Prabowo telah meminta Ratna mengundurkan diri dari badan pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga. Hal itu, lanjut Prabowo, merupakan bentuk respons dari timnya yang tidak mentolerir dan akan menindak penyebar berita bohong.
“Beliau sudah melakukannya (mengundurkan diri). Sudah ada suratnya,” ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Ratna sebelumnya menyatakan dirinya dipukuli saat berada di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018. Foto yang menggambarkan mukanya lebam-lebam juga telah beredar di dunia maya.
Sejumlah politikus yang tergabung dalam koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga bereaksi dan membenarkan pernyataan Ratna. Misalnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, lewat cuitan media sosial twitternya.
"Mbak @RatnaSpaet memang mengalami penganiayaan dan pengeroyokan oleh oknum yang belum jelas. Jahat dan biadab sekali," cuit Fadli Zon lewat akun twitter-nya @fadlizon, Selasa siang, 2 Oktober 2018.
Di hari yang sama, puluhan aktivis menghadiri acara solidaritas untuk Ratna Sarumpaet. Beberapa tokoh antara lain Hariman Siregar, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Habiburokhman, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Syahganda Nainggolan, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak, Eggy Sudjana, dan sebagainya.