Kabar24.com, JAKARTA - Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan jajarannya siap memberantas calo dan joki yang bermain curang dalam proses penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Tahun 2018.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin yang ada di kemampuan Polri, untuk menjaga agar rekrutmen ini betul-betul dapat dilaksanakan bersih, transparan. Calo-calo kami sikat nanti," kata Tito di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Jakarta, Jumat seperti dikuti Antara.
Keterlibatan polisi selama proses penerimaan CPNS Tahun 2018 tersebut telah disepakati bersama antara Kementerian PANRB dan Polri yang ditandatangani di Jakarta, Jumat, dengan disaksikan Menteri PANRB Syafruddin.
Untuk menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut, Tito mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi melalui konferensi video dengan seluruh kapolda yang daerahnya membuka penerimaan CPNS tahun ini.
"Nanti semua daerah saya perintahkan semua kapoldanya melalui 'video conference' instruksi yang sama, (kemudian) seluruh kapolres juga instruksi yang sama," tegas Tito.
Tito mengatakan jajaran kepolisian di daerah dan pusat tidak akan segan untuk menangkap calo CPNS dan mengumumkan kepada publik apabila ada dugaan keterlibatan calo tersebut dalam proses penerimaan CPNS.
"Untuk membantu itu tadi, jangan sampai ada calo, penunggang di atas kuda tahu ya? Yang mencari-cari 'eh bisa masuk lho harga segini', itu kita harus sikat. Kalau ada yang ketangkap saya, nanti akan kami umumkan, untuk memberikan efek 'deterrence' kepada yang lain," ujarnya.
Pembukaan pendaftaran penerimaan CPNS tahun 2018 telah dibuka sejak Rabu (26/9) melalui laman resmi BKN di sscn.bkn.go.id. Menteri PANRB Syafruddin mengatakan keterlibatan Polri tersebut untuk menjamin proses seleksi berjalan transparan tanpa ada campur tangan dari calo atau joki.
"Ini dikandung maksud untuk memberikan kepastian kepada CPNS dalam melaksanakan seleksi, bahwa apa yang diupayakan dan dihasilkan adalah betul-betul murni dan tidak ada satu hal pun yang mengganggu atau direkayasa oleh pihak-pihak lain," kata Syafruddin.