Bisnis.com, JAKARTA -- Kemarin, Yenny Wahid telah mengumumkan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal ini akan membuat pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kehilangan dukungan strategisnya. Pasalnya, Yenny dan keluarga Abdurrahman Wahid itu memiliki basis massa yang kuat untuk kelompok Gusdurian dan Nahdlatul Ulama (NU).
Sejumlah pihak dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga pun mengaku tak masalah dengan keputusan Yenny. Bahkan, Sandiaga yang rajin berhubungan dengan Yenny dalam 2-3 pekan terakhir juga menghormati keputusan putri mendiang Gus Dur itu.
"Selamat kepada Bu Yeni yang akhirnya mengambil keputusan. Saya dan Pak Prabowo sangat yakin keputusan itu sudah dipikirkan matang-matang dan sudah dilandasi istikharah," ujarnya seperti dilansir Tempo, Kamis (27/9/2018).
Sandiaga mengklaim telah bersahabat dengan para Gusdurian sehingga pihaknya tak mesti mendapat dukungan Yenny secara politik untuk bisa merangkul kelompok tersebut. Dia juga menegaskan tak ingin dukungan politik menjadi jurang bagi hubungannya dengan kelompok itu.
Keyakinan yang sama disampaikan Sandiaga terkait dukungan dari NU. Alasannya, organisasi muslim terbesar itu diyakini tidak dilandasi politik praktis.
Pasangan Prabowo-Sandiaga mengaku memiliki sejumlah program yang ditujukan bagi kaum khusus termasuk para santri.
"Kami memiliki tugas sangat sentral mengangkat isu ekonomi, lapangan kerja, memberdayakan santri-santri melalui santripreneur," tutur Sandiaga.
Santripreneur adalah program yang ditawarkan untuk meningkatkan ekonomi umat. Ada pula program kopantren yang merupakan akronim dari koperasi pondok pesantren.
Lapangan kerja menjadi penekanan utama pasangan yang mendapat nomor urut 2 dalam Pilpres 2019 ini untuk para santri dan pesantren. Selain itu, pondok pesantren disebut akan dijadikan basis pendidikan yang berakhlak.