Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UE Berupaya Menahan Iran di Kesepakatan Nuklir Damai

Uni Eropa menilai Iran akan mendapatkan keuntungan signifikan jika melanjutkan kesepakatan nuklir damai yang ditandatangani pada 2015 antara negara Timur Tengah itu dengan sejumlah negara adidaya.
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout

Bisnis.com, JAKARTA -- Uni Eropa menilai Iran akan mendapatkan keuntungan signifikan jika melanjutkan kesepakatan nuklir damai yang ditandatangani pada 2015 antara negara Timur Tengah itu dengan sejumlah negara adidaya.
 
"Poin penting dari perjanjian ini dan implementasinya akan memungkinkan Iran untuk mendapatkan keuntungan dari pencabutan berbagai sanksi yang ada sekarang, dan inilah mengapa kita semua berada di sini malam ini, untuk membicarakan langkah-langkah konkret yang bisa dijalankan," papar Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini seperti dilansir Reuters, Selasa (25/9/2018).
 
Para pejabat senior dari Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Iran akan berkumpul untuk membicarakan kelanjutan kesepakatan tersebut.
 
Meski demikian, UE masih belum berhasil menyusun kerangka kerja yang bisa melindungi perusahaan-perusahaan mereka dari sanksi AS atas Iran yang akan diberlakukan mulai November 2018. Jika tidak ada perlindungan yang kuat, maka penjualan minyak Iran bakal terpengaruh.
 
Meski sanksi AS ditujukan ke Iran, tapi perusahaan atau negara yang melakukan transaksi dengan Iran juga bisa terkena sanksi lain dari Negeri Paman Sam. Misalnya, pelarangan untuk bertransaksi atau bekerja sama dengan perusahaan asal AS atau perusahaan yang ada di AS.
 
Hal ini juga berlaku bagi bank yang menjadi fasilitator atau terlibat dalam transaksi tersebut. 
 
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir damai itu pada pertengahan tahun ini. Dia memandang perjanjian tersebut hanya menguntungkan Iran dan apa yang sudah dilakukan Iran dinilai tidak cukup memuaskan. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper