Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memperkenalkan program keluarga harapan yang sukses menjadi salah satu instrumen menekan angka kemiskinan dan ketimpangan sosial di Indonesia, dalam kegiatan South South Knowledge Exchange Prospera Mexico – PKH Indonesia di Kota Meksiko.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Harry Hikmat mengatakan profil kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan selama 19 tahun terakhir. Angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2018 menjadi 9,82%.
“Ini merupakan sejarah bagi Indonesia karena mampu menekan angka kemiskinan menjadi satu digit,” ungkap Harry di hadapan delegasi kedua negara, di Meksiko, dalam rilis yang diterima Bisnis, Kamis (13/9/2018).
Menurut Harry resep keberhasilan PKH sebagai program conditional cash transfer (CCT) atau bantuan tunai bersyarat di Indonesia karena telah terintegrasi dengan seluruh bantuan sosial di Indonesia, seperti beasiswa sekolah, jaminan kesehatan dan bantuan pangan yang disalurkan tepat waktu.
“Selain itu PKH juga mampu meningkatkan daya beli dan meningkatkan kualitas SDM penerima manfaat. Serta mampu mendorong kreativitas keluarga dalam pengembangan usaha ekonomi," tuturnya.
Sementara itu, Pemerintah Meksiko mengapresiasi positif upaya Indonesia dalam menurunkan angka kemiskinan. Koordinator Nasional Prospera, sebuah badan pelaksana program inklusi sosial bantuan tunai bersyarat di bawah Kementerian Pembangunan Sosial Meksiko, Jaime Gutierrez Casas mengatakan Meksiko dan Indonesia memiliki kemiripan dalam hal kepadatan penduduk, keragaman budaya, maupun permasalahan sosial.
"Program-program sosial Prospera menjadi elemen penting bagi pemerintah Meksiko dalam menyelesaikan permasalahan sosial,” ungkapnya.
Meksiko telah melaksanakan CCT sejak 1997, saat itu dengan nama Progressa. Sementara itu, Indonesia melaksanakan program sejenis pada 2007.
Jaime menyatakan merasa terhormat atas kunjungan delegasi Indonesia yang akan berbagi pengalaman pelaksanaan CCT. Prospera pun akan membagikan pengalaman melaksanakan CCT selama 20 tahun di Meksiko.
Dalam kegiatan ini, delegasi Indonesia diwakili unsur Kementerian Sosial, Bappenas dan Kementerian Kesehatan. Kementerian Sosial diwakili oleh Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Nur Pujianto.
Selain itu, Emmy Widayanti Koordinator National Board of PKH, Adhy Karyono Kepala Biro Perencanaan, Rachmat Koesnadi Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Herman Tenaga Ahli SDM dan beberapa pejabat teknis Kementerian Sosial. Delegasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) diwakili Vivi Yulaswati Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat dan Kementerian Kesehatan diwakili Giri Wurjandaru Moekadi, Kasubdit Kewaspadaan Gizi, Direktorat Gizi, Ditjen Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung pada 10 - 14 September 2018 tersebut didukung penuh oleh Bank Dunia yang diwakili oleh Changqin Sun Senior Economist Bank Dunia, Pablo Acosta Senior Economist Bank Dunia dan Iene Muliati senior social protection specialist Bank Dunia.
Indonesia dan Meksiko menjadikan kegiatan tersebut sebagai sarana pertukaran informasi dan pengalaman mengenai desain administrasi, teknis dan operasional program bantuan tunai bersyarat (CCT) sebagai salah satu instrumen yang dianggap mampu menurunkan kemiskinan dan ketimpangan.