Bisnis.com, MERANGIN — Warga Air Liki, Merangin, Jambi belum lama bisa menikmati listrik. Sebelum listrik masuk desa ini, suasana kehidupan terkesan hanya ada sampai sore hari. Kini, kondisinya sudah berbeda, Air Liki mulai bercahaya.
Warga asli setempat Harian Tabik mengatakan awal listrik mula desa terjadi ketika pemerintah Jambi memberikan panel surya untuk setiap rumah pada 2005.
“Itu cuma cukup untuk satu bohlam dan tidak bisa seharian. Kalau cuaca gelap juga tidak bisa digunakan,” katanya saat berbincang dengan Bisnis.com di Air Liki, Selasa (4/9/2018).
Jauh sebelum itu, warga Air Liki menggunakan obor untuk penerangan menggunakan getah karet yang ditumbuk. Bahan dasar harus dicari dulu di hutan.
Karena minim penerangan, kegiatan warga hanya berlangsung sampai sore. Setelah itu Air Liki seperti kota mati.
Tabik menjelaskan bahwa hanya penduduk yang memiliki uang lebih saja bisa merasakan listrik menggunakan genset.
Pada 2013 pemerintah mulai mencari cara menghasilkan sumber daya sendiri menggunakan tenaga mikro hidro.
Kapasitas tenaga yang bisa dihasilkan 40KW yang bisa menerangi 136 rumah tangga.
Sayang, pengelolaan air yang kurang baik membuat tenaga yang dihasilkan tidak maksimal. Hal ini karena saat musim kemarau aliran sungai menjadi kurang deras.
Awal tahun ini bantuan kembali datang dari gabungan beberapa lembaga pemerintah dan internasional.
Mereka membuat bendungan yang bisa menampung dan mengalirkan air dengan stabil. Hasilnya, warga Air Liki bisa menikmati listrik tanpa takut musim kering.