Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengajak warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dan semua pihak untuk menggelorakan semangat "Lombok bangkit dan bangun kembali" pascagempa bumi yang beberapa kali terjadi di wilayah tersebut.
"Serangkaian gempa yang terjadi telah menyisakan kesedihan mendalam dan kehilangan yang luar biasa. Namun, kita tidak boleh larut dalam kesedihan, pelan-pelan harus bangkit lagi," kata Mensos Marham di posko pengungsian di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Selasa (21/8/2018).
Idrus mengatakan, ajakan Lombok bangkit dan bangun kembali sebelumnya disampaikan oleh Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, saat memimpin rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB, Selasa (21/8/2018) siang.
Rapat tersebut juga diikuti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hafimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei, dan Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi.
Idrus mengatakan, wapres menekankan bahwa langkah pemerintah saat ini adalah memulai masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pelaksanaan dilakukan kementerian dan lembaga terkait, sementara untuk monitoring dilaksanakan oleh Pemprov NTB.
Upaya Pemulihan
Untuk mendukung Lombok bangkit dan bangun kembali, Kemensos melakukan upaya pemulihan sosial meliputi pemberian bantuan pemulihan yakni santunan sosial, jaminan hidup, program keluarga harapan, dan bantuan stimulan lainnya.
"Kemensos juga terus mendampingi penyintas dengan memberikan layanan dukungan psikososial," ucapnya pula.
Untuk itu, lanjut Idrus, dalam kunjungan kerja ketiga kalinya ini, pihaknya menyalurkan santunan ahli waris 556 korban meninggal dengan nilai total mencapai Rp8,3 miliar.
Penyerahan santunan kepada ahli waris korban meninggal disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bertempat di pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Santunan
Di wilayah tersebut telah berkumpul ahli waris dari 45 jiwa korban meninggal dan masing-masing mendapat santunan Rp15 juta.
Proses yang sama juga berlangsung di Kantor Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Jumlah penerima santunan adalah 80 jiwa.
Mensos mengatakan, selain santunan untuk ahli waris korban meninggal, Kemensos juga akan menyalurkan jaminan hidup atau jadup selama tiga bulan yang besarnya adalah Rp900 ribu per jiwa per bulan.
"Jadup disalurkan setelah proses pendataan dan verifikasi selesai, dan datanya telah ditetapkan dalam surat keputusan bupati," ujarnya.
Untuk pengungsi atau warga yang terkena dampak gempa dan jatuh miskin, Kemensos mengupayakan agar mereka menerima bansos PKH.
Tentunya, kataIdrus , setelah dilakukan verifikasi apakah keluarga calon penerima bansos memiliki kriteria layak menerima. Kriteria tersebut adalah memiliki anak sekolah, ibu hamil, ibu dengan balita, lansia, dan penyandang disabilitas berat.
"Kami akan sisir warga yang jatuh miskin agar dapat dimasukkan dalam program perlindungan berkelanjutan melalui program PKH," ujar Idrus.