Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada pascagempa susulan 7 Skala Richter (SR) pada Minggu (19/8/2018) malam.
Saat terjadi gempa 7 SR, warga yang masih trauma dengan gempa yang sebelumnya mengguncang Lombok, lari berhamburan keluar rumah. Sebagian masyarakat histeris karena merasakan guncangan gempa yang lebih keras dibandingkan dengan sebelumnya.
Selain itu, masyarakat di sekitar Sembalun dan Sambelia Lombok Timur diimbau agar menjauhi perbukitan karena ditakutkan terjadi longsor akibat gempa. Masyarakat juga diimbau untuk menjauhi bangunan dan rumah yang sudah tidak memenuhi standar keamanan.
Kegiatan belajar dan mengajar pada berbagai tingkatan untuk sementara waktu diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sementara itu, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menjelaskan masyarakat panik saat mendengar gemuruh yang terjadi di sekitar lereng Gunung Rinjani.
“Mereka mendengar suara gemuruh yang kemungkinan berasal dari longsoran di perbukitan dan Gunung Rinjani,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Senin (20/8/2018) dini hari.
Posko BNPB telah melakukan konfirmasi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengetahui dampak gempa, namun saat ini masih terkendala karena kondisi Lombok minim penerangan.
“Kondisi listrik PLN padam di seluruh Lombok. Kondisi gelap gulita sehingga menyulitkan untuk memperoleh informasi dampak gempa,” tutur Sutopo.