Bisnis.com, JAKARTA -- Rangkaian gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyebabkan kerugian lebih dari Rp7,45 triliun.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan data tersebut dihitung per 13 Agustus 2018. Angka tersebut diproyeksi bakal terus bertambah.
"Lombok perlu waktu untuk pulih kembali. Perlu biaya besar untuk kembali memulihkan pembangunan Lombok," ujarnya melalui akun Twitter resminya, Rabu (15/8/2018).
Hingga Kamis (16/8) pukul 05.00 WITA, tercatat terdapat 698 gempa susulan pascagempa berkekuatan 7 SR pada Minggu (5/8).
Sutopo juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terkait banyaknya hoaks. Dia menegaskan gempa tidak dapat diprediksi pasti dan meminta masyarakat untuk mempercayakan urusan gempa kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menurut Sutopo, kajian tentang sumber gempa di Indonesia masih sangat minim. Padahal, bencana alam ini bisa menimbulkan korban jiwa yang banyak.
Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dinilai perlu memprioritaskan penelitian gempa karena sekarang Indonesia terlalu banyak bergantung pada penelitian yang dilakukan pihak asing.