Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ingin Bebani Jokowi Soal Cawapres, GOLKAR: Isu Politik Harus Bermuatan Kebijakan

Politisi Partai Golkar Eka Sastra mengklaim partainya tidak ingin membebani Presiden Joko Widodo terkait siapa tokoh calon wakil presiden yang pantas mendampingi kandidat petahana tersebut dalam pemilu presiden 2019
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Seskab Pramono Anung disela-sela Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Seskab Pramono Anung disela-sela Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA—Politisi Partai Golkar Eka Sastra mengklaim partainya tidak ingin membebani Presiden Joko Widodo terkait siapa tokoh calon wakil presiden yang pantas mendampingi kandidat petahana tersebut dalam pemilu presiden 2019.

Menurut anggota Fraksi Partai Golkar yang bertugas di Komisi VI DPR RI itu, yang saat ini harus dilakukan adalah memperkokoh koalisi untuk mendukung kembali Joko Widodo tahun depan.

“Kami  gak pernah berpikir siapa tokoh yang menjadi cawapres. Gak membebani presiden siapa cawapres dan lebih mendorong perkuat koalisi,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).

Dia pun mengkritisi wacana politik yang saat ini diperbincangkan secara nasional. Isu politik, khususnya terkait pemilu presiden 2019, lebih fokus pada siapa sosok yang pantas mendampingi Presiden Joko Widodo.

Isu itu memang menarik, terlebih Joko Widodo sebagai calon petahana dinilai sejumlah lembaga survei memiliki elektabilitas politik paling tinggi dibandingkan dengan calon pesaingnya.

Menurut Eka, seharusnya isu politik tersebut bergulir pada masalah kebijakan para calon pemimpin yang akan ‘mentas’ dalam kontestasi pemilu presiden 2019 khususnya di bidang ekonomi.

“Perdebatan harusnya masalah kebijakan bukan latar belakang cawapres nasionalis atau dari agama. Kebijakan ekonominya mau ke mana, pasar liberal atau intervensi negara. Bukan masalah nama siapa di kantong presiden. Sehingga diskusinya mendidik,” ujarnya.

Di sisi lain dia berharap kontestasi pemilu presiden 2019 menghasilkan  dua kubu politik di Tanah Air yaitu pemenang dan oposisi. Pihak oposisi pun diharapkan dapat mebgkritik masalah fundamental bukan sekadar membahas masalah suku atau agama.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper