Bisnis.com, MEDAN - Tim gabungan Basarnas mengunakan pukat harimau dalam melakukan pencarian di Danau Toba pasca tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba minggu lalu.
Pencarian menggunakan pukat harimau dilakukan pada hari kesembilan pencarian setelah jangkar yang digunakan untuk menyisir dasar perairan Tigaras-Simanindo tersangkut pada benda yang diduga kapal.
Pada pencarian hari kesembilan ini, cuaca di sekitar perairan Tigaras-Simanindo sangat mendukung sehingga tim Basarnas bisa bekerja dengan maksimal. Mereka menyisir titik yang diduga lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun dari pagi hingga sore.
“Hari ini kita bekerja lebih rapi karena cuaca juga mendukung, berbeda dengan kemarin yang membuat kita susah untuk membentuk formasi. Kemudian jangkar kita tersangkut objek besar. Kita belum tahu apakah itu KM Sinar Bangun, tetapi dugaannya benda tersebut seperti papan,” kata Ketua Basarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi di dermaga Tigaras usai ikut dalam penyisiran, Selasa (26/6/2018) seperti dukutip dari keterangan pers yang diterima Bisnis, Selasa (26/6/2018) malam.
Atas temuan ini Basarnas meningkatkan pencarian dengan pukat harimau yang didatangkan dari Belawan dan Sibolga. Pukat ini bisa menyisir hingga kedalaman 1000 meter. Dengan menggunakan pukat harimau diharapankan benda-benda yang diduga bagian atau KM Sinar Bangun sendiri bisa ditemukan.
“Saya ingin meningkatkan dengan peralatan pukat harimau, kita sudah pinjam dari BPPP Sibolga dan Belawan. Dengan menggunakan jangkar ada yang nyangkut, harapannya dengan pukat akan lebih memberi petunjuk,” ujarnya.
Selama operasi pencarian dan penyelamatan KM Sinar Bangun Basarnas mengizinkan bahkan mengajak keluarga korban untuk ikut. Hal ini dilakukan hingga hari kesembilan pencarian. Dengan begitu, keluarga korban tahu apa yang dilakukan Basarnas dan timnya untuk mencari korban dan kapal KM Sinar Bangun.