Kabar24.com, JAKARTA – Singapura akan mempercepat perubahan menuju pembayaran digital dengan berjanji untuk menghilangkan penggunaan cek pada 2025 dan mengurangi pengambilan tunai lewat mesin ATM.
Menteri Pendidikan Ong Ye Kung yang duduk di Dewan Otoritas Moneter Singapura menyebut kedua metode pembayaran itu telah kehilangan popularitasnya.
“Tujuan kami bukan untuk menjadi masyarakat tanpa tunai, tetapi untuk menggunakan lebih sedikit tunai dan lebih banyak e-payments,” katanya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (21/6/2018).
Oleh karena itu, untuk mempromosikan transfer dana secara elektronik, platform pembayaran yang didukung oleh pemerintah (PayNow) akan diperpanjang ke perusahaan mulai 13 Agustus 2018.
Adapun, Singapura tengah mengusung teknologi untuk menguatkan status negaranya sebagai hub keuangan regional dan bersaing dengan kota-kota besar lainnya, termasuk Hong Kong dan London.
Sementara itu, persaingan di dalam negeri Singapura juga semakin memanas seiring dengan meningkatnya persaingan pembayaran digital antara perbankan besar DBS Group Holding Ltd. dengan perusahaan transportasi daring Grab Inc. Selain itu, pendatang dari luar, raksasa teknologi China seperti Ant Financial, juga tengah berusaha mencari celah memasuki kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura.
“Ketika tingkat kenyamanan dan kepercayaan bertemu di suatu titik kritis, pengadopsian akan meningkat di seluruh populasi kita dalam waktu singkat dan menjadi meresap,” imbuh Ong.
Ong menjelaskan, hingga kini pendaftar PayNow telah mencapai lebih dari 1,4 juta dengan hampir 900 juta dolar Singapura (US$662 juta) telah ditransferkan lewat layanan ini sejak awal dirilis.
Ekspansi dari layanan PayNow akan membuat klien perusahaan dari tujuh perbankan untuk mentransferkan dana lewat PayNow di Singapura. Berdasarkan asosiasi perbankan, ketujuh perbankan itu adalah DBS, Oversea-Chinese Banking Corp., United Overseas Bank Ltd., Standard Chartered Plc., HSBC Holdings Plc., Malayan Banking Bhd., dan Citigroup Inc.