Kabar24.com, ATHENA -- Yunani dan Makedonia telah mengambil sebuah langkah besar guna menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung selama 27 tahun atas nama negara yang digunakan oleh Makedonia.
Dilansir melalui Al Jazeera, kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang akan berlanjut pada pengubahan nama Makedonia menjadi Republik Makedonia Utara.
Penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung di sebuah desa nelayan kecil di Psarades pada Minggu (17/6/2018) atau sehari setelah Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras lolos dari mosi tidak percaya (no-confidence vote) terhadap caranya menangani sengketa.
Anggota parlemen oposisi, yang menuduh Tsipras memiliki kompromi berlebihan terhadap isu ini, gagak melewati mosi tidak percaya dengan jumlah suara 153 banding 127 pada Sabtu, (16/6/2018).
Upaya itu dilakukan sehari setelah seorang anggota parlemen dari partai sayap kanan Golden Dawn menyampaikan kata-kata pedas yang mendesak tentara untuk menggulingkan Tsipras.
Di luar parlemen, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang berunjuk rasa menentang perjanjian itu.
Keamanan sangat ketat diberlakukan pada hari Minggu, dengan pasukan polisi di tempatkan bermil-mil dari desa lokasi perjanjian berlangsung. Siapa pun yang melakukan perjalanan ke arah yang sama harus melewati pemeriksaan identitas berturut-turut.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Kotzias dan Nikola Dimitrov dari Makedonia menandatangani perjanjian bersejarah, dengan Perdana Menteri Alexis Tsipras dan Zoran Zaev yang hadir, serta para pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa.
Setelah diratifikasi oleh parlemen masing-masing negara, perjanjian akan dikonfirmasi oleh referendum di Makedonia pada akhir tahun nanti.
Perjanjian ini diperkirakan akan memungkinkan negara yang dikelilingi oleh daratan itu akhirnya bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Sejumlah orang Yunani menentang penggunaan nama Makedonia karena dianggap tidak sesuai dan membingungkan karena sudah ada wilayah dengan nama yang sama di Yunani.
Tsipras sendiri menyutujui pemilihan nama baru tersebut karena memiliki identifikasi geografis yakni Utara.
Wilayah bersejarah Makedonia sebelumnya merupakan wilayah Yunani modern yang sekarang menjadi negara berdaulat Makedonia.
Daerah ini adalah tempat kelahiran Aleksander III dari Makedonia atau Aleksander Agung, Raja Makedonia kuno, yang kerajaannya membentang dari Yunani ke India.