Bisnis.com, MEDAN - Saknsi tegas yang dijatuhkan atas Korea Utara akan tetap berlaku sebelum negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut menyelesaikan proses denuklirisasinya.
Hal yang disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ini bertolak belakang dengan anggapan Korea Utara bahwa proses yang disetujui dalam pertemuan minggu ini akan bertahap dan berlaku timbal balik.
Presiden Amerika Donald Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un mengeluarkan pernyataan bersama setelah pertemuan mereka di Singapura yang menegaskan komitmen Korea Utara untuk mulai melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea, sementara Trump berkomitmen menyediakan jaminan keamanan.
Trump kemudian menyampaikan dalam sebuah konferensi pers bahwa dia akan mengakhiri latihan militer bersama Korea Selatan.
“Presiden Trump telah menyampaikan dengan sangat jelas terkait urutan denuklirisasi dan pelonggaran sanksi," Kata Pompeo di Seoul, Korea Selatan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/6/2018).
“Setelah proses denuklirisasi selesai barulah akan ada pelonggaran sanksi,” tambahnya.
Media lokal Korea Utara melaporkan pada Rau (13/6/2018) bahwa Kim dan Trump mengakui prinsip selangkah-demi-selangkah dan tindakan simultan guna mencapai perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Pernyataan dalam pertemuan antara keduanya tidak menyebutkan secara detail terkait kapan Korea Utara akan benar-benar menyerah akan program nuklirnya atau bagaiman hal tersebut akan diverifikasi. Kendati demikian, Presiden Korea Selata Moon Jae-in mengatakan melalui pertemuan tersebut dunia telah lolos dari ancaman perang.
Pompeo sendiri bersikukuh bahwa Korea Utara berkomitmen untuk tak melanjutkan uji persenjataan nuklirnya kendati hal tersebut tidak mudah dan akan membutuhan proses.
“Kim mengerti bahwa dia harus secepatnya menyingkirkan persenjataan nuklirnya dan pelonggaran sanski dari PBB hanya akan terjadi jika Korea Utara telah sepenuhnya melakukan denuklirisasi,” katanya.