Kabar24.com, JAKARTA--Sedikitnya 48 migran tewas ketika kapal mereka tenggelam di lepas pantai Tunisia, sedangkan sebanyak 67 lainnya diselamatkan oleh penjaga pantai, demikian menurut sejumlah pejabat.
Kecelakaan itu merupakan salah satu musibah kapal migran terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Kapal tersebut tenggelam dekat sebuah pulau di selatan Kerkenna, kawasan wisata pada malam Minggu, menurut Kementerian Pertahanan Tunisia sebagaimana dikutip Reuters, Senin (4/6). Korbannya selain warga Tunisia juga warga negara lainnya, menurut pejabat kementerian itu tanpa memerinci keterangannya.
Operasi penyelamatan dihentikan pada Minggu malam tetapi akan dilanjutkan pada Senin pagi.
Kejahatan perdagangan manusia sering menggunakan Tunisia sebagai negara transit bagi para migran menuju Eropa. Penjaga pantai Libya, dibantu oleh kelompok bersenjata, telah memperketat pengawasan di wilayah itu.
Para pejabat keamanan mengatakan kapal itu dipenuhi sekitar 180 migran, termasuk 80 dari negara-negara Afrika lainnya.
Seorang yang selamat mengatakan kapten itu telah meninggalkan kapal setelah mulai tenggelam dan melarikan diri dari penangkapan oleh penjaga pantai.
"Saya selamat dengan berpegang pada kayu selama sembilan jam," katanya di sebuah rumah sakit di kota selatan Sfax tempat puluhan orang berkumpul untuk mencari orang yang selamat dan mengidentifikasi sanak saudara yang meninggal.
Warga Tunisia yang menganggur dan orang-orang Afrika lainnya sering mencoba untuk berangkat dengan perahu-perahu darurat dari Tunisia ke Sisilia di Italia.