Kabar24.com, JAKARTA--Dunia harus tetap bertahan dalam menghadapi perilaku memalukan yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat karena menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, menurut kementerian luar negeri negara tersebut.
Permintaan itu disampaikan Iran kepada mitra negaranya yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut sebagaimana dikutip Reuters, Senin (4/6).
Presiden Donald Trump menarik diri bulan lalu dari perjanjian nukir antara Iran dan negara-negara maju sebagaimana disepakati pada 2015. Kesepakatan itu sebagai imbalan atas dicabutnya sanksi-sanksi terhadap Teheran kalau negara itu membatasi program senjata nuklirnya.
Pihak penandatangan yang masih konsisten dengan kesepakatan itu adalah Prancis, Jerman, Inggris, Rusia dan China. Negara-negara itu masih melihat perjanjian internasional sebagai kesempatan terbaik untuk menghentikan Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Melalui sepucuk surat dari Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada rekan-rekannya pekan lalu meminta kepada para "penandatangan yang tersisa dan mitra dagang lainnya" untuk "menebus kerugian Iran" yang disebabkan oleh keluarnya AS jika ingin menyelamatkan kesepakatan itu.
"JCPOA (kesepakatan nuklir) bukan milik penandatangannya, sehingga satu pihak dapat menolaknya berdasarkan kebijakan domestik atau perbedaan politik dengan bekas pemerintahan yang berkuasa," kata Zarif seperti dikutip dalam surat itu, yang sebagian diterbitkan oleh kantor berita IRNA kemarin.
Menurutnya, kesepakatan nuklir adalah hasil dari "pembicaraan multilateral yang teliti, sensitif dan seimbang", kata Zarif. Dengan demikian kesepakatan itu tidak dapat dinegosiasi ulang seperti yang dituntut Amerika Serikat.
Dia mengatakan bahwa penarikan sepihak AS dari kesepakatan dan "metode intimidasi untuk membawa pemerintah lain sejalan" dengan keputusan itu telah mendiskreditkan aturan hukum di arena internasional.
Pihak yang masih menyepakati perjanjian nuklir telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa keputusannya untuk menarik diri dari pakta tersebut akan membahayakan upaya untuk membatasi kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata atom.