Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama belum lama ini merilis 200 nama penceramah agama Islam yang menuai perdebatan. Terkait hal itu Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, rilis itu sehubungan memberi pelayanan soal kebutuhan masyarakat terhadap mubalig.
"Hal ini bukan seleksi, bukan akreditasi, apalagi standardisasi. Hal ini cara kami layani permintaan publik," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenag Senin (2/15/2018).
Lukman menambahkan, rilis itu juga bukan dalam rangka memilah-milah penceramah. Sebaliknya rilis dibuat sesuai dengan usulan beberapa kalangan yang sudah masuk ke Kementerian Agama dan akan terus diperbaharui.
"Kami menerima banyak sekali masukan dari masyarakat. Dengan senang hati kami akan merilis beberapa yang belum masuk. Kami sudah menyatakan bahwa rilis ini sifatnya dinamis. Silahkan saja publik menyampaikan. Kami membuka diri selebarnya untuk menerima masukan," sambungnya.
Disinggung soal motif politik, Menag menegaskan bahwa itu sama sekali tidak ada. Daftar mubalig dibuat, menurutnya, secara alamiah sesuai daftar usulan yang masuk dari pengurus ormas keagamaan, masjid besar, dan lainnya.
Apabila ada mubalig dengan jutaan viewer tetapi belum masuk dalam daftar, hal itu semata karena belum masuk dalam usulan. "Hal itu bukti tidak ada motif politik di sini. Sama sekali tidak ada. Kalau kami berpolitik praktis, maka tentu kami hanya akan masukan yang pengikutnya besar saja," ujar Menag.
Tentang mubalig yang merasa tidak nyaman karena namanya masuk dalam daftar rilis, Menag menyampaikan permohonan maaf. "Atas nama Kementerian Agama, selaku Menteri Agama, saya memohon maaf kepada nama yang ada dirilis yang merasa tidak nyaman namanya ada di sana," tandasnya.