Bisnis.com, JAKARTA--Korea Utara menyatakan dialog dan latihan perang tidak bisa berjalan beriringan merujuk pada latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak 11 Maret lalu.
"Kami ingin dan akan melanjutkan upaya untuk meningkatkan dan menjaga situasi politik saat ini di kawasan. Tapi, latihan sembarangan yang dilakukan untuk menginvasi Korut tidak akan ditoleransi," menurut propaganda Korut, Uriminzokkiri sebagimana dikutip CNN.com, Kamis (17/5).
Korut mengecam latihan yang rencananya berakhir 25 Maret mendatang dan dianggap dilakukan untuk menyerang negaranya itu.
Latihan perang tersebut melibatkan lebih dari 100 jet tempur termasuk pesawat bomber nuklir B-52 dan jet siluman F-22.
Korut menganggap pesawat-pesawat tempur AS yang telah dikerahkan ke wilayah udara Korsel merupakan provokasi bagi negaranya.
"Seluruh jet tempur yang masuk ke wilayah udara Korsel untuk latihan invasi adalah jelas provokasi bagi kami," seperti dikutip kantor berita Korea Selatan,Yonhap.
Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, telah lebih dulu mengeluarkan kecaman terhadap latihan gabungan tersebut.
Media corong propaganda Partai Buruh Korut itu menganggap latihan tersebut "merupakan provokasi berbahaya yang dapat merongrong peredaan ketegangan atau detente di kawasan".