Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut Protes Latihan Militer Saat Proses Dialog Berjalan

Korea Utara menyatakan dialog dan latihan perang tidak bisa berjalan beriringan merujuk pada latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak 11 Maret lalu.
Personel Korea Utara melihat ke selatan dari sisi Utara di desa gencatan senjata Panmunjom Korea Selatan, menjelang KTT antar-Korea. Foto diambil dari video, di Korea Selatan pada tanggal 27 April 2018./Reuters
Personel Korea Utara melihat ke selatan dari sisi Utara di desa gencatan senjata Panmunjom Korea Selatan, menjelang KTT antar-Korea. Foto diambil dari video, di Korea Selatan pada tanggal 27 April 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Korea Utara menyatakan dialog dan latihan perang tidak bisa berjalan beriringan merujuk pada latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak 11 Maret lalu.

"Kami ingin dan akan melanjutkan upaya untuk meningkatkan dan menjaga situasi politik saat ini di kawasan. Tapi, latihan sembarangan yang dilakukan untuk menginvasi Korut tidak akan ditoleransi," menurut propaganda Korut, Uriminzokkiri sebagimana dikutip CNN.com, Kamis (17/5).

Korut mengecam latihan yang rencananya berakhir 25 Maret mendatang dan dianggap dilakukan untuk menyerang negaranya itu.
Latihan perang tersebut melibatkan lebih dari 100 jet tempur termasuk pesawat bomber nuklir B-52 dan jet siluman F-22.

Korut menganggap pesawat-pesawat tempur AS yang telah dikerahkan ke wilayah udara Korsel merupakan provokasi bagi negaranya.

"Seluruh jet tempur yang masuk ke wilayah udara Korsel untuk latihan invasi adalah jelas provokasi bagi kami," seperti dikutip kantor berita Korea Selatan,Yonhap.

Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, telah lebih dulu mengeluarkan kecaman terhadap latihan gabungan tersebut.
Media corong propaganda Partai Buruh Korut itu menganggap latihan tersebut "merupakan provokasi berbahaya yang dapat merongrong peredaan ketegangan atau detente di kawasan".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper