Kabar24.com, JAKARTA — Pemerintah menilai radikalisme yang diwujudkan dalam bentuk teror bom datang dari negara-negara gagal yang dibawa ke Indonesia.
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat dimintai keterangannya terkait kasus terorisme yang terjadi di Surabaya.
“Semua radikalisme itu datang dari negara gagal. Dulu Al-Qaeda datang dari Afghanistan setelah perang, ini ISIS dimulai dari negara yang datang dari Syria dan Irak,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (15/5/2018).
Di sisi lain, tidak sedikit warga negara Indonesia yang terpengaruh paham tersebut baik secara langsung atau tidak.
Seperti diketahui, ada pula sejumlah warga negara Indonesia yang datang ke negara-negara tersebut untuk membantu atas nama solidaritas sesama muslim.
Ketika pulang ke Indonesia, paham-paham radikal yang dianut dibawa pula untuk diterapkan di dalam negeri. “Pulang membawa virus, membawa ilmunya membawa kemauannya yang ditentukan seperti itu,” katanya.
Jusuf Kalla atau JK mengatakan untuk mencegah terorisme, program deradikalisasi harus terus diperkuat dengan kehadiran undang-undang antiterorisme yang baru
“Kalau itu undang-undang apapun yang penting bertindak lah mereradikalisasi,” terangnya.
Menurutnya, upaya deradikalisasi harus diperjuangkan dengan keras hingga berdampak pada pengaturan di penjara. Sehingga narapidana terorisme tidak akan kembali mengulang perilaku radikalnya.