Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Minta Pengamanan Ekstra Maksimum Bagi Napi Teroris

Ungkapan keprihatinan dilontarkan Ketua DPR Bambang Soesatyo menanggapi peristiwa kericuhan di Rutan Salemba Cabang Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
Personel Brimob berjaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan Rutan Brimob di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018) dini hari./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Personel Brimob berjaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan Rutan Brimob di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018) dini hari./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com,JAKARTA- Ungkapan keprihatinan dilontarkan Ketua DPR Bambang Soesatyo menanggapi peristiwa kericuhan di Rutan Salemba Cabang Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.

"DPR sangat prihatin dan menyampaikan duka cita mendalam bagi semua anggota Brimob yang tewas. Kami mendorong pimpinan Polri melakukan evaluasi sistem pengamanan narapidana teroris, dan merekomendasikan agar diberlakukan pengamanan ekstra maksimum," ujarnya, Kamis (10/5/2018).

DPR, lanjutnya, juga mengapresiasi dan memberikan acungan jempol kepada Polri yang berhasil melakukan tindakan yang tepat atas drama penyenderaan 36 jam yang dilakukan terpidana teroris yakni penindakan dengan soft approach, yang akhirnya sandera dibebaskan nyaris tanpa korban jiwa, disertai evakuasi 155 terpidana teroris ke LP Pasir Putih Nusakambangan.

Pendekatan soft approach, yang dilakukan Polri terhadap 156 teroris bersenjata itu menurutnya pantas diberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi mengingat 5 korban tewas secara mengenaskan ada di pihak Polri dan Polri mampu menahan diri dari kemarahan. Sementara dipihak penyandera ada 156 teroris terlatih dengan doktrin jihad dan siap mati sahid.

Sambil mendoakan dan mengimbau keluarga para korban agar diberi ketabahan, tuturnya, Pimpinan DPR dan semua jajaran terus mengikuti perkembangan pasca para penyandera berhasil dijinakan di lokasi kejadian.

"Sekali lagi, DPR memberikan penghargaan yang tinggi terhadap Polri yang mengutamakan persuasi atau pendekatan lunak kepada para Napi teroris tersebut," katanya.

Belajar dari peristiwa rusuh ini, pihaknya mendorong Polri untuk memberlakukan pengamanan ekstra maksimum kepada para napi teroris. Pengamanan ekstra maksimum itu harus menutup kesempatan para napi memiliki atau menguasai peralatan sesederhana apa pun yang dapat digunakan untuk membobol Rutan atau mengancam para petugas Rutan.

"Fakta bahwa lima korban tewas akibat luka bacokan senjata tajam tentu saja akan memunculkan pertanyaan dari mana atau bagaimana prosesnya sehingga para napi teroris itu bisa memiliki atau menguasai senjata tajam. Masalah ini tentu harus diselidiki. Siapa yang membawa dan memberikan senjata tajam kepada para tahanan," tanya dia.

Penguasaan senjata tajam oleh para napi teroris itu, tuturnya, menjadi pertanda bahwa sel para teroris di Rutan Mako Brimob belum menerapkan standar pengamanan ekstra maksimum. Padahal, standar pengamanan ekstra maksimum diperlukan untuk membatasi interaksi napi dengan rekan mereka atau jaringan sel-sel teroris di luar Rutan.

Pengamanan ekstra maksimum juga mewajibkan para keluarga atau rekan para napi membatasi barang-barang bawaan saat melakukan kunjungan dan berdialog dengan para napi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper