Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency/NSA) mengumumkan telah mengumpulkan 534 juta rekaman telepon dan pesan singkat yang dilakukan warga AS pada 2017.
Jumlah tersebut naik lebih dari tiga kali lipat yang dikumpulkan pada tahun sebelumnya.
Reuters melansir Sabtu (5/5/2018), kenaikan tersebut terjadi pasca diterapkannya sistem pengawasan terbaru oleh lembaga itu setelah adanya regulasi yang membatasi kemampuan NSA untuk mengumpulkan rekaman dalam jumlah besar.
Jumlah rekaman yang dikumpulkan masih jauh di bawah angka rekaman pada sistem pengawasan yang lama, yang diproyeksi mencapai miliaran per hari. Sistem lama tersebut diganti setelah dibocorkan ke publik oleh Edward Snowden pada 2013.
Rekaman yang dikumpulkan mencakup nomor telepon dan waktu terjadinya telepon atau pesan singkat, tapi tidak isinya.
NSA menyatakan ada beberapa faktor yang membuat jumlah rekaman meningkat. Di antaranya adalah bertambahnya persetujuan dari pengadilan terkait investigasi suatu kasus dan jumlah informasi historis yang dimiliki oleh provider telekomunikasi.
"Kami memperkirakan jumlahnya akan fluktuatif dari tahun ke tahun," tutur Juru Bicara Kantor Direktur Badan Intelijen Nasional Timothy Barret.
Sejumlah pengamat menilai kenaikan yang besar ini perlu diwaspadai.
"Transparansi lembaga intelijen masih belum mampu menjelaskan kenaikan besar ini," ujar penasihat kebijakan Open Technology Institute Robyn Greene.
Laporan yang disampaikan pada Jumat (4/5) waktu setempat itu juga menunjukkan adanya pertumbuhan warga asing yang tinggal di luar AS yang menjadi target program pengawasan internet. Jumlahnya naik dari 106.469 pada 2016 menjadi 129.080 orang pada tahun lalu.