Bisnis.com, JAKARTA – Kebutuhan layanan transportasi bagi jemaah haji Indonesia 1439 H/2018 M sudah terpenuhi untuk antarkota perhajian, bus salawat, serta transportasi Arafah-Muzdalifan-Mina (Armina).
Ketua Tim Penyediaan Transportasi Haji Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan seluruh keperluan dalam penyediaan transportasi pada musim haji tahun ini sudah terpenuhi.
“Proses penyediaan bus sudah 100%, tinggal kontrak. Konsul Haji telah mengonfirmasi surat undangan kepada perusahaan transportasi terpilih untuk penandatanganan kontrak juga sudah dilayangkan,” ujarnya.
Melalui situs resmi Kemenag pada Kamis (26/4/2018), dia menyatakan rencananya pada 30 April 2018 kontrak dengan perusahaan penyedia bus akan ditandatangani oleh seluruh perusahaan yang terpilih.
Menurutnya, selama di Arab Saudi, jemaah akan mendapat tiga layanan transportasi yaitu antarkota perhajian, bus shalawat, dan transportasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Dua layanan pertama itu, lanjutnya, menjadi tanggung jawab Kemenag, sedangkan yang ketiga menjadi tanggung jawab Naqabah, sejenis organisasi angkutan Arab Saudi.
Untuk layanan antarkota, imbuhnya, sudah terpilih tujuh perusahaan dan angkutan salawat terpilih dua perusahaan. Dengan demikian, tim tinggal menyelesaikan penyusunan akhir rute-rute, letak halte, dan arah terminal.
Subhan, yang juga sebagai Kasubdit Transportasi Direktorat Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, mengungkapkan rute bus dari bandara Madinah ke hotel di Madinah dan bandara di Jedah ke Makkah, layanan upgrade-nya dilakukan Naqabah.
Adapun layanan upgrade rute dari Madinah ke Makkah, Makkah ke Jeddah, dan Makkah ke Madinah, serta dari pemondokan Madinah menuju ke bandara Madinah dilaksanakan misi haji.
“Perusahaan yang terpilih sudah berkomitmen pada kontrak untuk memberikan armada yang terbaik untuk kita,” lanjutnya.
Dia menegaskan perusahaan penyedia bus jemaah haji Indonesia sepakat bahwa armada yang dioperasikan paling lama adalah tahun produksi 2013 atau usianya maksimal 5 tahun.