Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moskow Tuduh Inggris Racuni Bekas Mata-Mata

Moskow pada Kamis (19/4/2018) melemparkan tuduhan bahwa dinas rahasia Inggris sengaja meracuni bekas mata-mata Sergei Skripal dengan tujuan untuk menyudutkan Rusia.
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court

Bisnis.com, MOSKOW -  Moskow pada Kamis melemparkan tuduhan bahwa dinas rahasia Inggris sengaja meracuni bekas mata-mata Sergei Skripal dengan tujuan untuk menyudutkan Rusia.

"Dinas rahasia Inggris kemungkinan besar mendapat keuntungan dari provokasi dengan meracuni warga negara Rusia di Salisbury dan, kemungkinan, mengatur (insiden) ini untuk menyudutkan Rusia dan kepemimimpinan politiknya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam acara jumpa pers.

"Langkah ini sejalan dengan kebijakan Fobia-Rusia secara umum yang dianut pemerintah konservatif dengan tujuan untuk menjelek-jelekkan negara kami," tambah Zakharova.

Ia mengatakan penolakan pihak berwenang Inggris untuk berinteraksi dengan Rusia dalam menyelidiki peristiwa Salisbury, dalam memberikan kesempatan pada Rusia untuk menemui para korban serta keengganan pihak berwenang Inggris untuk mengungkapkan kepada Rusia dokumen-dokumen yang diperlukan bagi penyelidikan obyektif, merupakan "bukti" mengenai niat London.

Skripal, sang mantan mata-mata Rusia, dan putrinya diracun pada 4 Maret di kota Inggris Selatan, Salisbury. Inggris menuding Rusia sebagai pihak "yang kemungkinan besar" telah menggunakan racun saraf kategori militer, dengan mengutip hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para pakar Inggris.

Sebagai kelanjutan dari insiden itu, Inggris mengusir sejumlah diplomat Rusia. Amerika Serikat dan beberapa negara lain Eropa memberikan dukungan kepada London dengan juga mengusir para diplomat Rusia dari negara mereka. Rusia membalas langkah-langkah itu dengan balik mengusir diplomat negara-negara asing dalam jumlah yang sepadan.

Para ahli dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) membenarkan temuan mitra-mitra mereka dari Inggris setelah OPCW menjalankan penyelidikan independen.

Namun, Moskow membantah memiliki keterlibatan apa pun dan menolak menerima kesimpulan OPCW sampai pihaknya diberikan akses terhadap penyelidikan itu, kata para pejabat Rusia.

Zakharova mengatakan Rusia masih siap melakukan kontak membangun dengan Inggris untuk menjernihkan insiden itu "melalui format hukum internasional apa pun." "Dan kami mendesak London agar jangan cepat-cepat melenyapkan bukti," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/XINHUA-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper