Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendesak Kepolisian untuk segera meringkus tujuh orang yang tersisa dari kelompok teroris pimpinan Santoso jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) setelah operasi tinombala diperpanjang 100 hari di Poso, Sulawesi Tengah.
Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengemukakan Kepolisian saat ini harus konsentrasi pada pengamanan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang akan digelar dalam waktu dekat.
Menurutnya, kelompok teroris Santoso yang tersisa tersebut dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan Pilkada Serentak di sejumlah daerah di Indonesia.
“Memang kelompok teroris masih ada yang tersisa di sana dan harus segera ditangkap,” tuturnya, Senin (16/4/2018).
Dia juga mengapresiasi Kepolisian yang telah memperpanjang masa operasi tinombala selama 100 hari ke depan, meskipun Kopassus tidak lagi terlibat dalam operasi tersebut untuk memburu para teroris yang tersisa di Poso. Menurutnya, operasi Tinombala akan dipegang langsung oleh Korps Brimob Mabes Polri.
“Operasi ini memang harus dilanjutkan kalau kelompok teroris masih ada. Tapi memang yang jelas operasi tinombala ini akan dihandel langsung oleh Korps Brimob Mabes Polri,” katanya.
Seperti diketahui, Mabes Polri resmi memperpanjang masa Operasi Tinombala selama 100 hari mulai 1 April sampai 9 Juli 2018.
Operasi gabungan TNI-Polri itu diperpanjang setelah dievaluasi beberapa waktu lalu oleh pimpinan Polri.
Nama teroris yang tersisa itu di antaranya adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar, Qatar alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Abu Alim dan Kholid.