Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pengerahan militer ke perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko untuk membendung arus imigran ilegal.
"Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri diperintahkan bekerja sama untuk mengerahkan Garda Nasional ke perbatasan barat daya untuk membantu patroli perbatasan," ujar Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kirstjen Nielsen.
Nielsen belum dapat memastikan tanggal pasti pengerahan militer itu, tapi pemerintah ingin proses tersebut dimulai secepatnya. Pasalnya, ancaman yang dibawa oleh imigran ilegal semakin besar.
"Kami terus melihat tingkat peredaran narkoba ilegal yang tidak bisa diterima, aktivitas geng berbahaya, organisasi kriminal transnasional, dan gelombang imigran ilegal menyeberangi perbatasan selatan," ujar Nielsen sebagimana dikutip CNN.com, Kamis (5/4/2018).
Melanjutkan pernyataannya, Nielsen mengatakan, "Ini semua mengancam bukan hanya masyarakat dan anak-anak, tapi juga hukum negara ini. Sekarang waktunya bertindak."
Trump sudah mengisayaratkan keinginan untuk mengerahkan militer sejak awal pekan ini, setelah menerima laporan akan ada satu karavan membawa banyak imigran dari arah Meksiko menuju AS.
Rencana pengerahan militer sempat menimbulkan tanda tanya karena berdasarkan undang-undang, tentara dan ranting militer lain tak boleh ikut serta dalam upaya penegakan hukum sipil di tanah AS kecuali mendapatkan izin dari Kongres.
Presiden AS sebelumnya, seperti George W. Bush dan Barack Obama, memang pernah mengerahkan militer ke perbatasan, tapi hanya untuk menghimpun data intelijen. Tugas mereka tidak berkaitan dengan penegakan hukum.
Trump sangat vokal saat berbicara tentang imigran ilegal, terutama dari Meksiko. Sejak kampanye, Trump bertekad membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko untuk membendung arus imigran ilegal.
Setelah berkuasa pada Januari 2017, Trump berkeras ingin mewujudkan rencananya tersebut. Meski sempat ditentang, rencana itu akhirnya disetujui parlemen, tapi rincian pembangunan tembok itu masih terus digodok.
"Sampai kita memiliki tembok dan keamanan yang memadai, kita harus mengamankan perbatasan kita dengan militer," kata Trump.