Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Pengawas Senjata Kimia Internasional Bertemu Bahas Peracunan Eks Mata-mata Rusia

Badan pengawas senjata kimia dunia akan melakukan pertemuan untuk membahas peracunan terhadap mantan agen rahasia Rusia.
Polisi berdiri di depan pub Mill setelah inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba untuk mulai bekerja di tempat serangan agen saraf pada mantan agen Rusia Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris 21 Maret 2018./Reuters
Polisi berdiri di depan pub Mill setelah inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba untuk mulai bekerja di tempat serangan agen saraf pada mantan agen Rusia Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris 21 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan pengawas senjata kimia dunia akan melakukan pertemuan untuk membahas peracunan terhadap mantan agen rahasia Rusia.

Dilansir dari BBC, Rabu (4/4/2018), pertemuan Organisation for the Prevention of Chemical Weapons (OPCW) itu dilakukan atas permintaan Rusia, yang dituding menjadi dalang di balik peracunan tersebut. Pertemuan akan digelar di Den Haag, Belanda.

Rusia ingin mengetahui bukti apa saja yang telah disampaikan Inggris ke OPCW, siapa penyelidik yang mendatangi lokasi peracunan, siapa saja yang mereka temui, dan di mana analisis sampel dilakukan.

OPCW dijadwalkan menerima hasil tes laboratorium independen mereka dalam sepekan. Meski tidak bisa menuduh pihak yang dianggap bersalah, tapi lembaga ini bisa meminta Rusia untuk membuka akses ke fasilitas produksi senjata kimia pada masa Uni Soviet.

Terkait hal ini, Pemerintah Inggris menilai permintaan Rusia itu hanya bentuk pengalihan fokus untuk mempengaruhi kerja OPCW.

"Tidak ada ketentuan dalam konvensi senjata kimia yang menyatakan korban serangan harus ikut serta dalam penyelidikan bersama dengan terduga pelaku," papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris.

Seperti diketahui, Sergei Skripal adalah mantan agen rahasia Rusia yang diincar Moskow karena dinilai berkhianat ke Inggris.

Dia dan putrinya masih dalam kondisi kritis sejak ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku dekat pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris pada Minggu (4/3). Ayah dan anak itu diketahui terpapar Novichok, racun saraf yang sangat kuat.

Pemerintah Inggris meyakini Rusia berada di balik peristiwa itu. Adapun Pemerintah Rusia membantah terlibat dalam penyerangan tersebut dan balik menuding London sebagai dalang untuk menciptakan sentimen anti Rusia.

Pada 2004, Skripal ditahan badan intelijen Rusia karena dituding mengkhianati rekan-rekannya sesama agen Rusia ke badan intelijen Inggris. Namun, pada 2010 dia mendapat pengampunan dari Presiden Dmitry Medvedev sebagai bagian dari sebuah program pertukaran mata-mata.

Pertukaran mata-mata itu mencakup 10 agen Negeri Beruang Merah yang ditahan di AS. Pertukaran yang dilakukan di bandara di Wina, Austria itu merupakan yang terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin pada 1991.

Sejak tinggal di Inggris, Skripal tidak lagi menjadi sorotan hingga akhirnya ditemukan tak sadar di Salisbury.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper