Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTP Jateng Berada di Level Positif

Kendati mengalami penurunan dari bulan sebelumnya, nilai tukar petani (NTP) Jawa Tengah dinilai masih berada pada level positif.Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) Margo Yuwono positifnya NTP provinsi tersebut dibuktikan dari perolehannya yang masih di atas 100.
Petani menjemur gabah di tempat pengeringan gabah, di Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Petani menjemur gabah di tempat pengeringan gabah, di Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, SEMARANG — Kendati mengalami penurunan dari bulan sebelumnya, nilai tukar petani (NTP) Jawa Tengah dinilai masih berada pada level positif.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) Margo Yuwono positifnya NTP provinsi tersebut dibuktikan dari perolehannya yang masih di atas 100. Seperti diketahui, NTP Jateng pada Maret 2018 mencapai 101,29 atau turun 0,26% dari Februari.

“NTP masih positif karena ketika di atas 100 maka yang harga yang diterima petani masih lebih tinggi dari yang dibayar petani,” katanya, Senin (2/4).

Adapun berdasarkan data dari BPS Jateng, penurunan NTP bulan lalu dikarenkan indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,17%. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,10%.

Data BPS juga melaporkan, darri lima sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga subsektor mengalami penurunan indeks yaitu : subsektor tanaman pangan yang turun 1,09%, subsektor peternakan turun 0,345 dan subsektor perikanan turun 0,60%.

Di sisi lain, dua subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu : subsektor hortikultura yang naik 0,53% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang terkerek sebesar 0,47%

Terpisah, indeks konsumsi rumah tangga perdesaan di Jateng mengalami deflasi sebesar 0,04% pada Maret 2018. Hal itu disebabkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan.

Pada periode yang sama nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Jateng mencapai 108,36 atau turun 0,49% dibanding NTUP bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It turun sebesar 0,17% sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,33%.

Penurunan NTUP juga disebabkan oleh turunnya NTUP di tiga subsektor yaitu subsektor Tanaman pangan sebesar 1,38%, subsektor peternakan sebesar 0,54% dan subsektor perikanan sebesar 0,77%. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan NTUP yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,32% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,29%.

Kendati demikian, Ekonom FEB Universitas Diponegoro FX Sugiyanto mengatakan, Pemerintah Provinsi Jateng harus lebih fokus dalam menangani permasalahan di kalangan petani. Pasalnya, harga jual produk pertanian di Jateng hampir selalu terpengaruh oleh sentimen periodik seperti masa panen raya atau bencana alam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper