Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang, AS-China Negosiasi di Balik Layar

Di tengah-tengah perseteruan Amerika Serikat dan China yang saling melempar tarif, pejabat dari kedua negara di belahan Samudera Pasifik ini ternyata tengah mengupayakan kesepakatan lewat perundingan.
Bendera AS dan China/newline
Bendera AS dan China/newline

Kabar24.com, JAKARTA - Di tengah-tengah perseteruan Amerika Serikat dan China yang saling melempar tarif, pejabat dari kedua negara di belahan Samudera Pasifik ini ternyata tengah mengupayakan kesepakatan lewat perundingan.

Pejabat tinggi Administrasi Trump menginginkan agar China mengurungkan pengenaan tarif impor untuk mobil AS, mengizinkan kepemilikan asing di perusahaan layanan keuangannya, dan membeli lebih banyak semikonduktor buatan Amerika Serikat.

Menurut sumber Reuters, permintaan itu disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dalam kunjungan negosiasi dengan pejabat China di Beijing, pekan lalu.

“Agar mereka [China] mau membuka akses pasarnya, mengurangi tarif, dan menghentikan praktik pemaksaan transfer teknologi. Inilah yang ingin kami lakukan,” kata Mnuchin dalam wawancaranya untuk Fox News seperti dilansir Reuters, Selasa (27/3/2018).

Perang Dagang, AS-China Negosiasi di Balik Layar

Adapun, permintaan tersebut merupakan penawar agar Negeri Panda terhindar dari pengenaan tarif impor baru-baru ini.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani memorandum presiden yang berisi pengenaan tarif sebesar US$60 miliar untuk produk impor asal China dan semakin meningkatkan potensi perang dagang.

Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro juga mengonfirmasi bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengutus Mnuchin dan Lighthizer untuk menyelesaikan masalah perselisihan perdagangan dengan China ke Beijing.

“Kami berharap China dapat bekerja sama untuk area-area [permintaan] ini,” kata Navarro kepada CNBC Television.

Menyusul berita konsolidasi kedua negara ekonomi besar tersebut, saham AS telah melonjak pada perdagangan Senin (26/3/2018) setelah memerah pekan lalu seiring Trump mengumumkan rencana tarif US$60 miliar untuk produk-produk impor asal China.

Mengutip Reuters, Selasa (27/3/2018), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 2,8% menjadi 24.202,6 sementara indeks S&P 500 juga naik 2,7% setelah turun 6% selama pekan lalu pada perdagangan Senin (26/3/2018).

Sementara itu, Perdana Menteri China Li Keqiang menjelaskan bahwa China dan AS akan terus mengupayakan perbaikan hubugan perdagangan lewat negosiasi. Dia kembali mengulang keinginan Negeri Panda untuk memudahkan akses AS memasuki pasar China.

Li menyampaikan di dalam konferensi yang dihadiri kepala-kepala ekeskutif global pada Senin (27/3/2018), China akan memberikan perlakuan yang sama untuk perusahaan asing dan domestik. Meskipun dia telah mengatakan bahwa China tidak akan memaksa perusahaan asing untuk memberikan hak kekayaan properti teknologinya, Washington masih belum puas.

Untuk itu, pejabat Negeri Panda akan mempercepat finalisasi aturan keterbukaan pasar hingga Mei, sebelumnya dijadwalkan rampung pada Juni.

Perang Dagang, AS-China Negosiasi di Balik Layar

Selain itu, China yang memberlakukan tarif sebesar 25% untuk produk mobil asal AS juga mempertimbangkan untuk mengecilkan tingkat tarif tersebut. Selama ini, Trump selalu mengeluhkan bahwa AS hanya memberikan pajak sebesar 2,5% untuk produk impor mobil penumpang.

Menurut data pemerintah AS, jumlah impor China untuk produk kendaraan bermotor AS pada 2017 berjumlah sebesar US$10,6 miliar, atau sekitar 8% dari seluruh nilai impor dari AS.

China juga telah menawarkan untuk membeli lebih banyak semikonduktor dari Paman Sam. Adapun, semikonduktor merupakan salah satu produk impor terbesar Negeri Panda jika dilihat dari nilainya. Tahun lalu, China telah mengimpor sebanyak US$2,6 miliar semikonduktor dari AS atau sebesar 1% dari total impor semikonduktor seluruhnya.

Menurut sumber Financial Times yang mengikuti jalannya diskusi, Negeri Panda akan mengalihkan pembelian semikonduktornya dari Korea Selatan dan Taiwan. Akan tetapi, bagaimana agar produk semikonduktor AS dapat menggantikan produk semikonduktor asal dua negara tetangganya itu masih belum dijelaskan secara terperinci. Pasalnya, ada sedikit perbedaan untuk jenis-jenis semikonduktor tersebut.

Chief Executive Blackstone Group Stephen Schwarzman menilai China mengambil langkah yang logis.,

“Saya melihat ini semua seperti perkelahian kecil, dan menurut saya, kepentingan dari kedua negara dapat menyelesaikan permasalahan ini,” katanya di sela-sela konferensi yang sama dengan Li.

Perang Dagang, AS-China Negosiasi di Balik Layar


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper