Bisnis.com, SAMARINDA - Hujan yang turun selama enam jam pada malam dini hari, Kamis (22/3/2018), membuat kota Samarinda kembali dikepung banjir.
Pantauan Bisnis di lapangan dan media sosial menunjukkan banjir terparah terjadi di Samarinda Seberang tepatnya di depan Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jl HM Riffadin. Satu kendaraan roda empat hanyut dan sejumlah mobil seperti bus, pick up dan mobil penumpang terjebak di dalam banjir.
Banjir juga membuat jalan protokol ditutup dan tak bisa dilintasi kendaraan sejak pagi hari seperti di persimpangan empat, Vorvoo Jl Pembangunan dan Jl Dr Soetomo. Ketinggian banjir hingga lutut orang dewasa. Banjir juga menenggelamkan persimpangan empat Jl KH Wahid Hasyim dan Jl PM Noor.
Titik banjir parah di Samarinda semakin bertambah. Seperti di Jl Juanda yang jarang banjir hampir 1 meter di bawah area fly over.
Ada pun, pemukiman padat penduduk juga tak luput banjir seperti di Jl Pasundan, Jl Gerliya dan Jl Proklamasi. Jalan protokol lainnya yang tenggelam banjir adalah Jl Pangeran Antasari.
Salah satu warganet, Fatturahman menilai, banjir kota Samarinda tak lepas dari kembali maraknya kegiatan pertambangan batu bara. "Banjir dampak tambang batu bara beraktivitas kembali," katanya.
Warga berharap banjir cepat surut pada siang hingga sore hari agar aktivitas kembali normal. Banjir pagi ini membuat masyarakat alami kerugian besar, terutama rumah mereka yang tenggelam dan warga tak bisa bekerja ke kantor dan kegiatan lainnya.
Kondisi banjir juga memaksa di Jl Cipto Mangunkusumo dekat area Kampus Politeknik Negeri Samarinda diberlakukan satu arah untuk arus lalu lintas. Hal ini mencegah kendaraan terseret arus deras banjir di jalan tersebut.