Kabar24.com, JAKARTA-- Para pembuat kebijakan di AS maupun Eropa belum puas dengan pernyataan maaf Chief Executive Facebook Inc. Mark Zuckerberg terkait skandal bocornya data pengguna.
David Cicilline, seorang perwakilan Partai Demokrat AS dari Rhode Island menyebutkan dalam akun Facebook-nya bahwa Zuckerberg tetap harus diuji di hadapan Kongres.
“[Pernyataan Zuckerberg] itu tidak cukup,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (22/3/2018).
Anggota Senat dari Partai Demokrat Richard Blumenthal menambahkan, bahwa mengakui kesalahan bukanlah jawaban. Dia mengkritik bahwa kongres AS telah gagal membuat Facebook bertanggung jawab dan mendorong untuk membuat aturan terkait perlindungan privasi.
Dari Benua Biru, Pemimpin Parlemen Eropa Antonio Tajani mengatakan lewat akun Twitter-nya bahwa sejauh ini masih banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait kasus bocornya lebih dari 50 juta data pengguna Facebook ke tangan perusahaan periklanan politik asal Inggris, Cambridge Analytica.
“Saya menantikan dia [Zuckerberg] memberikan penjelasan lebih lanjut sebelum pemilihan perwakilan lebih dari 500 juta penduduk Eropa,” tulisnya.
Matt Hancock, pembuat kebijakan senior di Britania Raya menyampaikan kepada media Inggris, “seharusnya bukan keputusan perusahaan [Facebook] untuk menentukan keseimbangan antara privasi dan inovasi. Perusahaan teknologi besar harus tunduk terhadap hukum dan kita menguatkan hukum.”
Adapun, pada Rabu (21/3) pagi di Washington, pejabat Facebook telah bertemu secara privat dengan anggota House Energy and Commerce Committee dari kedua partai besar di AS. Pertemuan selama hampir dua jam itu mempertanyakan apakah ada pihak lain yang mendapatkan akses untuk data yang sama seperti yang didapat Cambridge Analytica.
Menurut sumber yang mengikuti pertemuan itu, pejabat Facebook mengakui perusahaannya tidak mengetahui seluas apa informasi itu telah tersebar.
Analis menilai langkah yang diambil Zuckerberg sebenarnya melewatkan gambaran besar dari permasalahan.
"Solusi yang ditawarkan umumnya untuk mengatur developer dari luar yang memiliki akses untuk data pengguna Facebook lewat perangkat login. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa Facebook juga memiliki permasalahan sistemik," kata Brian Wieser, analis Pivotal Research, dalam wawancara.
Adapun Facebook mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah developer, tertapi “untuk mengumpulkan apresiasi penuh dari publik dan pasar, harus ada perhatian lebih tentang alasan terjadinya kejadian tersebut,” kata James Cakmak, analis di Monness Crespi Hardt&Co.
“Semua orang kecewa karena dia dan Sheryl Sandberg tidak keluar pada waktu yang tepat,” kata Ivan Feinseth, Chief Investment Officer Tigress Financial Partners.
Pembicaraan mengenai isu ini, termasuk gerakan #deleteFacebook, telah menjadi tren di dunia maya. Dan ketika Zuckerberg akhirnya membuka suara, beberapa orang sudah tidak yakin.
“Ini telah menjadi kejadian berulang sebagai langkah untuk menyelamatkan muka,” kata Sukyheer Singh, pengguna Facebook sejak 2008, katanya di dalam pesan Facebook
Sementara itu, seiring dengan panggilan dari pembuat kebijakan, telah ada pertanyaan yang meluas tentang cara Facebook menangani permasalahannya.
“Ini merupakan kegagalan operasional,” sambung Weiser.
Weiser menjelaskan, dalam basis seperti apa manajemen Facebook dikatakan baik. Keberhasilan Facebook dalam menarik banyak pengguna dan pendapatan yang berlimpah, dinilai Weiser tidak dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan manajemen perusahaan.
Dewan Direksi Facebook juga tampil membela pernyataan dari Zuckerberg baru-baru ini.
Sue Desmond-Hellman, Kepala Dewan Direktur Facebook mengatakan bahwa Zuckerberg dan Sanders telah mengetahui seserius apa situasi saat ini.
"Kami masih bekerja dengan pimpinan lainnya untuk membangun perlindungan pengguna. Dua orang itu telah membangun perusahaan dan bisnis yang menjadi instrumen masa depan ini,” katanya di dalam pernyataan.