Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Siapkan Aksi Militer Atas Taiwan

Media Pemerintah China menyebut negara itu tengah menyiaikan aksi militer atas Taiwan dan akan menekan AS terkait kerja sama dengan Korea Utara setelah Washington meloloskan undang-undang yang akan meningkatkan hubungannya dengan Taiwan.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menghadiri acara makan malam di Kamar Dagang Amerika (AmCham), di Taipei, Taiwan 21 Maret 2018./Reuters
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menghadiri acara makan malam di Kamar Dagang Amerika (AmCham), di Taipei, Taiwan 21 Maret 2018./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Media Pemerintah China menyebut negara itu tengah menyiaikan aksi militer atas Taiwan dan akan menekan AS terkait kerja sama dengan Korea Utara setelah Washington meloloskan undang-undang yang akan meningkatkan hubungannya dengan Taiwan.

Beijing tersinggung setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani produk legislasi yang akan mengizinkan pejabat AS saling kunjung dengan Taiwan tanpa seizin China.

Kedua pejabat negara akan saling kunjung dalam status sebagai dua negara berdaulat.

Asisten Deputi Menlu, Alex Wong menyatakan di Taipei bahwa komitmen AS terhadap Taiwan tak perlu dikhawatirkan sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (22/3/2018).

Menurutnya, wilayah pulau itu merupakan inspirasi bagi seluruh kawasan Indopasifik. Hingga kini China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari provinsinya yang membangkang.

President China Xi Jinping mengatakan akan memberi hukuman bersejarah bagi wilayah yang berusaha untuk memisahkan diri.

"China daratan juga akan menyiapkan aksi militer langsung di Selat Taiwan. Hal itu diperlukan untuk menegaskan bahwa saling kunjung antara pejabat AS dan Taiwan akan berdampak serius atas Taiwan,” tulis sebuah tajuk pada People’s Daily yang diterbitkan Partai Komunis China.

Media tersebut menyebut China daratan akan mengirim pesawat militer dan kapal perang ke Selat Taiwan.

Pengerahan pasukan itu tergantung situasi dan akan dilakukan secara bertahap,” tulis media itu.

Sementara itu, The Global Times menulis bahwa sebuah kesalahpahaman kalau berpikir penyatuan kedua wilayah akan berjalan secara damai dan harmoni dengan proses yang menggembirakan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper