Bisnis.com, MEDAN -- Perusahaan Gas Negara (PGN) menyiapkan sejumlah langkah antisipatif terkait adanya gangguan pasokan gas dari Pertagas Niaga (PTGN) di Medan Sumatra Utara.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rahmat Hutama menyebutkan gangguan pasokan gas ini terjadi akibat adanya permasalahan di upstream atau sektor hulu di mana sedang ada perbaikan pada sumur gas milik PT Pertamina Hulu Energi Blok North Sumatera Offshore (PHE NSO) di Lhokseumawe, Aceh.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat gangguan ini. Kejadian di luar dari kendali PGN. Saat ini kami terus berkoordinasi dengan pihak pemasok untuk melakukan update informasi terkait permasalahan ini,” katanya dalam siaran pers, Selasa (20/3/2018).
Pertagas Niaga sendiri menjadi pemasok gas untuk PGN yang nantinya akan diteruskan kepada pelanggan baik industri maupun rumah tangga. Akibat gangguan ini, PGN mengalami kekurangan pasokan untuk diteruskan ke pelanggan.
Rahmat Hutama mengatakan pihaknya telah menyampaikan surat pemberitahuan kepada pelanggan PGN dan meminta agar menurunkan pemakaian gas sebesar 35% dari minimum kontrak harian pemakaian gas dalam PJBG untuk meminimalisasi dampak penurunan tekanan gas.
Dalam pemberitahuan tersebut, PGN juga menghimbau pelanggan untuk mempersiapkan bahan bakar alternatif bagi pelanggan dengan sistem bi-fuel. Saat ini PGN mengupayakan stock-transfer gas milik PLN (gas tangguh) sebesar 3 MMBtu–4 MMBtu untuk mengantisipasi bilamana pengerjaan perbaikan masih belum bisa terselesaikan.
Baca Juga
“PLN sudah bersedia, saat ini sedang dievaluasi untuk pelaksanaan stock-transfer tersebut termasuk kebutuhan Medan termasuk mekanis rencana pengembalian gasnya,”tambahnya.
Adapun gangguan pasokan gas ini terjadi akibat adanya permasalahan di sumur PHE NSO di Lhokseumawe berupa perbaikan Air Blower untuk Glycol Burner pada platform hidrolic pumping pressure system.
PGN terus melakukan koordinasi secara langsung dengan grup pemasok dan transporter di Sumatera Utara (Sumut) sehingga update informasi lebih cepat diperoleh. Namun demikian, tidak disebutkan kapan pasokan akan kembali normal.