Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah serius mengatasi masalah gizi buruk atau stunting yang menyebabkan pertumbuhan dan kecerdasan anak menjadi di bawah rata-rata, terutama di daerah terpencil Indonesia.
Baru-baru ini, pada 12—17 Maret 2018, Kedeputian III Kantor Staf Presiden melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Lanny Jaya di Papua sebagai salah satu di antara 100 kabupaten/kota prioritas nasional.
“Kunjungan ke Papua untuk memonitor pelaksanaan program penanggulangan masalah stanting dan melihat kemajuan pembangunan lintas sektor terkait penanganan stanting dalam dua tahun terakhir,” kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden, Brian Sriprahastuti, mengutip keterangan resminya, Selasa (20/3/2018).
Di Kabupaten Lanny Jaya, ada 10 desa yang menjadi prioritas dari 355 kampung yang ada. “Dari 10 desa itu, ada dua desa yang sangat jauh akses dan tertinggal dalam pembangunannya, yakni Desa Kimbo dan Ilunggijime. Butuh 10 jam lebih perjalanan mobil dan berjalan kaki dari Wamena,” paparnya.
Apresiasi untuk Papua karena Pemerintah Provinsi telah melaksanakan program Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas) dengan dana Otonomi Khusus.
“Beberapa kegiatan sejalan dengan strategi penanganan stanting yang terintegrasi melalui penentuan lokus tertentu,” kata Brian.
Sebagai gebrakan di bidang kesehatan, Kabupaten Lanny Jaya berinisiatif membuat program Kartu Lanny Sehat yang akan diluncurkan di bulan April sebagai komplementer BPJS dan berlaku untuk semua warga Lanny Jaya.
“Banyak kemajuan di Kabupaten Lanny Jaya sejak berdiri 2008, tapi yang terkait langsung dengan penanganan stanting masih tetinggal jauh. Bukan masalah ketersediaan bahan pangan tapi lebih pada masalah perilaku,” ucapnya.
Masalah utama misalnya ada pada pola konsumsi, yakni makan masih tergantung pada karbohidrat dan hampir tidak ada sumber protein, perilaku kebersihandiri dan sanitasi yang rendah serta mudahnya terjangkit sakit infeksi saluran nafas dan penularan HIV.
“Layanan kesehatan cukup menghawatirkan, karena untuk melayani 148 ribu jiwa yang tersebar di 355 desa hanya ada 1 RSUD tipe D dan 10 puskesmas. Hanya ada 1 dokter spesialis anak dan 5 dokter umum di RS serta dua dokter umum di puskesmas,” urainya.
Pendidikan menjadi prioritas pembangunan pemerintah kabupaten Lanny Jaya dengan inisiatif SD unggulan berasrama untuk siwa kelas 4, 5, dan 6 serta beasiswa bagi warga Lanny Jaya bersekolah di 19 perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri.
“Termasuk inisiatif daerah mendatangkan 360 guru honorer dari luar Papua,” ujarnya.
Di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Lanny Jaya baru saja menerima 29 ribu lampu pijar tenaga surya melalui Kementerian ESDM yang disebut masyarakat sebagai ‘Lampu dari Jokowi’.
“Lampu pijar ini membuat seluruh kota dan bukit terang di waktu malam sejak dua bulan lalu,” katanya.