Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Sumut Patok Target 15.000 Ton Beras

Bulog Divre I Sumatra Utara menargetkan angka serapan setara berasnya mencapai 15.000 ton hingga Juni 2018 atau 0,67% dari target serapan nasional pada periode yang sama, seperti yang ditetapkan dalam Rakortas kementerian terkait.
Kepala Bulog Divre I Sumut Benhur Ngkaimi ketika menunjukkan beras impor asal Thailand di Gudang Bulog Sumut Jumat (9/3/2018). Beras impor asal Thailand merupakan beras premium dengan broken atau pecahan 5% yang akan disimpan di Gudang hingga ada perintah dari pemerintah untuk didistribusikan. Bisnis/Juli Etha Ramaida Manalu
Kepala Bulog Divre I Sumut Benhur Ngkaimi ketika menunjukkan beras impor asal Thailand di Gudang Bulog Sumut Jumat (9/3/2018). Beras impor asal Thailand merupakan beras premium dengan broken atau pecahan 5% yang akan disimpan di Gudang hingga ada perintah dari pemerintah untuk didistribusikan. Bisnis/Juli Etha Ramaida Manalu

Bisnis.com, MEDAN — Bulog Divre I Sumatra Utara menargetkan angka serapan setara berasnya mencapai 15.000 ton hingga Juni 2018 atau 0,67% dari target serapan nasional  pada periode yang sama, seperti yang ditetapkan dalam Rakortas kementerian terkait.

Seperti diketahui, Rakortas oleh kementerian terkait menyepakati agar Bulog bisa menyerap hingga 2,2 juta ton setara beras hingga Juni 2018. Kepala Bulog Divre I Sumatra Utara (Sumut) Benhur Ngkaimi menyebutkan pihaknya optimistis bisa mencapai target kendati terbilang sangat jauh dari realisasi serapan tahun-tahun sebelumnya.

“[Target hingga Juni] sekitar 15.000 an, tapi kan selama ini kita nggak pernah nyampe ke situ,” katanya kepada Bisnis hari ini Senin (12/3/2018).

Sementara itu, sepanjang 2018, pihaknya menargetkan bisa menyerap 20.000 ton setara beras dengan realisasi serapan per 7 Maret 2018 mencapai 800 ton. Adapun target Bulog sepanjang 2018 mencapai 2,7 juta ton.

Capaian realisasi serapan ini, menurut Benhur temasuk luar biasa dan menjadi yang terbesar dalam 10 tahun terkahir. Dia mencontohkan, tahun lalu dalam periode waktu yang sama pihaknya hanya bisa menyerap 50 ton sedangkan pada 2016, realisasi sepanjang tahun hanya mencapai 500 ton.

“Sekarang 800 ton per 7 Maret, berarti ada peningkatan realisasi penyerapan kita,” katanya.

Menurutnya, bisa jadi, peningkatan peyerapan ini didorong oleh skema serapan yang mendapat pelonggaran dari pemerintah.

Seperti diketahui, jika sebelumnya penyerapan oleh Bulog dilakukan dengan harga pembelian pemerintah atau HPP sebesar Rp7.300 untuk beras kualitas medium dengan kelembaban 14% plus fleksibilitas 10%, maka sekarang Bulog diberi kelonggaran berupa fleksibilitas hingga 20% untuk beras medium. Adapula instrumen lain seperti harga di luar kualitas untuk beras dengan kadar air tinggi.

Namun, menurut Benhur, hingga saat ini pihaknya masih menyerap beras dengan kadar air sesuai ketentuan yakni 14%.

“Kadar air harus 14%, untuk bisa kita simpan harus 14%,” katanya.

Adapun hal lain yang diprediksi berkontribusi dalam peningatan serapan ini adalah usaha Bulog mendekati kilang-kilang penggilingan padi. Benhur mengatakan, hingga kini pihaknya masih menyerap beras dari penggilingan.

Pasalnya, pihaknya masih belum memiliki penggilingan padi milik sendiri dan masih bermitra dengan penggilingan. Ke depan, dia berkomitmen untuk bisa menyerap langsung gabah petani seiring dengan rencana pembangunan sejumlah kilang di sentra-sentra padi di Sumatra Utara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper