Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbitkan Obligasi Dolar, Arab Saudi Tunjuk Sejumlah Bank

Arab Saudi akan menunjuk sejumlah perbankan, termasuk JPMorgan Chase & Co., dan HSBC Holdings Plc., untuk membantu mengatur penjualan obligasi berdenominasi dolar AS.
obligasi
obligasi

Kabar24.com, JAKARTA — Arab Saudi akan menunjuk sejumlah perbankan, termasuk JPMorgan Chase & Co., dan HSBC Holdings Plc., untuk membantu mengatur penjualan obligasi berdenominasi dolar AS.

Menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya, hal tersebut dilakukan seiring Kerajaan Arab Saudi sedang mencari cara untuk menekan defisit anggarannya.

Sumber itu juga menyebutkan Goldman Sachs Group Inc., Morgan Stanley, dan Citigroup Inc., akan membantu penawaran yang akan dilakukan secepatnya pada bulan ini.

Kementerian Keuangan Arab Saudi, HSBC, Goldman, dan JPMorgan enggan memberi komentar terhadap hal tersebut.

Eksportir minyak terbesar di dunia itu berencana meminjam dana yang setara dengan US$31 miliar pada tahun ini untuk menjembatani ekspektasi defisit anggaran sebesar US$52 miliar dan membiayai rencana pertumbuhannya setelah perekonomian melemah pada tahun lalu.

Kerajaan pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan pinjaman sindikasi menjadi US$16 miliar dari sebelumnya US$6 miliar, setelah pemberi pinjaman yang lama dan baru menunjukkan responsnya.

John Sfakianakis, Direktur Riset Ekonomi di Gulf Research Center menilai setelah perekonomian Arab Saudi tergerus 0,7% pada tahun lalu, potensi pertumbuhan ekonomi Saudi pada tahun ini bisa menarik minat investor.

“Selera investor harusnya lebih kuat dan pemerintah bisa mendapatkan kesepakatan yang menarik dengan perekonomian yang kembali membaik,” katanya, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (6/3).

Penjualan obligasi kepada pasar internasional ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Arab Saudi sejak terjadi korupsi pada November tahun lalu.

Seperti diketahui, kala itu pejabat pemerintahan, pangeran, dan miliader tertahan selama beberapa bulan di hotel mewah di Riyadh. Banyak di antara mereka yang sekarang sudah dibebaskan dan pemerintah mendapatkan sebesar US$100 miliar dari pemulihan tersebut.

Raza Agha, Kepala Ekonom Timur Tengah dan Afrika di VTB Capital menyampaikan bahwa pembersihan seperti itu tampaknya tidak terlalu mengganggu permintaan investor.

“Dengan harga minyak internasional yang sangat baik dibandingkan saat Arab Saudi masih berada di pasar modal, seharusnya tidak ada dampak yang terlalu besar [dari korupsi tahun lalu],” katanya.

Sebagai catatan, Arab Saudi telah meningkatkan utangnya sekitar US$36 miliar pada 2017, termasuk US$14 miliar obligasi lokal dan US$22 billion dari pasar obligasi internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper