Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah rumah sakit di Kenya diprotes masyarakat setelah salah seorang dokternya melakukan operasi otak pada pasien yang salah.
Seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (3/3/2018), skandal itu menjadi pukulan terakhir bagi Kenyatta National Hospital. Selama beberapa pekan terakhir, rumah sakit (RS) terbesar Kenya ini dirundung berbagai skandal termasuk dugaan pelecehan seksual oleh staf kepada pasien dan penculikan bayi.
RS tersebut menyatakan dokter bedah syaraf yang bertanggung jawab melakukan operasi, bersama dua perawat dan seorang dokter anestesi yang ikut serta melaksanakan operasi, telah diberhentikan untuk sementara menyusul penyelidikan yang dilakukan.
Menteri Kesehatan Kenya Sicily Kariuki juga memberhentikan untuk sementara CEO RS tersebut.
Investigasi yang dilakukan harian Daily Nation mengungkapkan ada dua pasien laki-laki yang dibawa ke RS itu pada Minggu (25/2). Satu pasien memerlukan operasi untuk menghilangkan darah beku di otaknya, sedangkan satu lainnya membutuhkan perawatan untuk pembengkakan kepala.
Setelah beberapa jam melakukan operasi, tim dokter terkait tidak menemukan darah beku yang menggumpal di otak pasien yang dioperasi. Mereka pun akhirnya menyadari bahwa operasi dilakukan terhadap pasien yang salah.
"Kami menyesalkan terjadinya peristiwa ini dan telah melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan keamanan serta kesejahteraan pasien yang bersangkutan," demikian pernyataan resmi pihak RS, sembari menambahkan bahwa pasien terkait sedang dalam proses pemulihan dan menunjukkan perkembangan yang positif.